Wickremesinghe dinilai memiliki banyak pengalaman. Ini adalah masa jabatan keenamnya sebagai perdana menteri.
Sejauh ini, Sri Lanka telah mengalami kesulitan, terutama didukung oleh jalur kredit senilai 4 miliar dolar AS dari negara tetangga, India. Delegasi India berada di ibu kota Kolombo pada hari Kamis untuk pembicaraan tentang bantuan lebih lanjut, tetapi Wickremesinghe memperingatkan agar tidak mengharapkan India untuk mempertahankan Sri Lanka bertahan lama.
"Sri Lanka menggantungkan harapan terakhir pada IMF," kata berita utama hari Kamis di surat kabar Colombo Times.
Pemerintah sedang bernegosiasi dengan IMF mengenai rencana bailout dan Wickremesinghe mengatakan pada Rabu bahwa dia mengharapkan kesepakatan awal dengan IMF pada akhir Juli.
Pemerintah Sri Lanka juga mencari lebih banyak bantuan dari China. Pemerintah lain seperti AS, Jepang, dan Australia telah memberikan dukungan ekstra beberapa ratus juta dolar.
Awal bulan ini, PBB memulai seruan publik di seluruh dunia untuk memberikan bantuan. Sejauh ini, proyeksi pendanaan hampir tidak menyentuh 6 miliar dolar AS yang dibutuhkan negara untuk tetap bertahan selama enam bulan ke depan.
Untuk mengatasi kekurangan bahan bakar Sri Lanka, Wickremesinghe mengatakan kepada The Associated Press dalam sebuah wawancara baru-baru ini, dia akan mempertimbangkan untuk membeli minyak dengan potongan harga yang lebih besar dari Rusia untuk membantu negara itu melalui krisisnya.