Dirut Pertamina Nicke Widyawati Site Visit RDMP Kilang Balikpapan (8/1/2022). (IDN Times/Uni Lubis)
Sebagai top management Pertamina, Nicke bersama seluruh jajaran Direksi dan Komisaris serta Perwira Pertamina Group akan melaksanakan tiga strategi utama di tahun ini yakni meningkatkan kinerja bisnis migas eksisting, menjalankan transisi energi, serta pengembangan energi baru terbarukan.
"Kami akan melanjutkan transisi energi dengan inisiatif dan agenda strategis untuk menjamin ketahanan energi di masa depan sekaligus mengejar aspirasi pemegang saham yakni mencapai market value sebesar 100 triliun USD," pungkas Nicke.
Tercatat, ada enam hal capaian strategis yang berhasil diraih Pertamina selama kepemimpinan Nicke. Pertama, Go Productive & Efficient. Nicke sukses mengawal transformasi Pertamina menjadi Holding Migas dengan enam Subholding. Pertamina berhasil meningkatkan kapasitas perusahaan di hulu dengan kembalinya Blok Rokan ke pangkuan Indonesia, serta melakukan pengeboran yang masif dan agresif.
Kapasitas di hilir pun meningkat berkat pembangunan kapal tanker raksasa/VLCC, 13 Terminal BBM baru di kawasan Indonesia Timur, dan penambahan kapasitas produksi kilang. Perseroan juga melakukan berbagai upaya optimalisasi biaya sehingga tetap mencetak keuntungan meski dalam kondisi pandemik dan krisis energi dunia.
Kedua, Go Global. Nicke sukses memandu anak usaha menjadi pemain global di antaranya ditunjukkan dengan peningkatan operasional hulu migas Pertamina di 13 Negara yang membawa 49,9 juta barel minyak masuk ke Indonesia, armada Pertamina International Shipping telah memenuhi standar global dan memperluas trading area dari 8 rute menjadi 11 rute internasional. Kinerja Pertamina mendapat pengakuan dunia, di mana menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam Global Fortune 500.
Ketiga, Go Green. Di masa kepemimpinan Nicke, Pertamina berhasil membangun Green Refinery di Dumai dan Cilacap, yang memproduksi produk energi hijau berbasis kelapa sawit seperti Green Diesel D100 dan Bioavtur. Bauran energi EBT meningkat melalui pembangunan PLTS di 238 SPBU (Green Energy Station), PLTS di Kilang dan blok hulu migas.
Program dekarbonisasi di kilang dan blok migas pun berhasil menurunkan emisi karbon sekitar 6,2 juta metric ton CO2. Produk B30 pun sukses menurunkan emisi karbon di sektor transportasi. Pada 2021, Pertamina berhasil meningkatkan ESG score-nya sehingga menempati peringkat 15 dari 251 perusahaan energi dunia.