ilustrasi orang Perancis berkumpul di bawah menara Eiffel (pixabay.com/12019)
Lokasi pembangkit EBT ini terletak hanya 12 mil dari salah satu perbatasan paling berbahaya di dunia yang memisahkan India dan Pakistan. Taman ini nantinya akan memiliki luas lebih dari dari 200 mil persegi atau lima kali Paris, dan menjadi pembangkit listrik terbesar di dunia.
"Wilayah yang sangat luas, wilayah yang tidak terbebani, tidak ada satwa liar, tidak ada tumbuh-tumbuhan, tidak ada tempat tinggal. Tidak ada alternatif penggunaan lahan tersebut yang lebih baik," ujar Sagar.
Bisnis EBT Adani Group ini sejalan dengan rencana pemerintah India yang tengah genjar mengembangkan sektor ini. Bahkan pemerintah India berencana untuk menginvestasikan 100 miliar dolar S dalam transisi energi selama dekade berikutnya, dengan 70 persen dari investasi tersebut ditujukan untuk EBT.
Perdana Menteri India, Narendra Modi berjanji sumber EBT, seperti tenaga surya dan angin akan memenuhi 50 persen kebutuhan energi India pada akhir dekade ini. Pada 2021 lalu, Modi berjanji India akan mencapai emisi nol bersih pada 2070, lebih lambat dibandingkan negara-negara maju.
Pemerintah India juga telah menetapkan target sebesar 500 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit listrik berbahan bakar nonfosil pada 2030.
Adapun AGEL, yang merupakan perusahaan energi terbarukan terbesar di negara tersebut, menargetkan menyediakan setidaknya 9 persen dari jumlah tersebut, dengan hampir 30 GW dihasilkan dari Khavda Renewable Energy Park.