Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi nvidia (freepik.com/UMA media)
Ilustrasi nvidia (freepik.com/UMA media)

Intinya sih...

  • FTC telah mempublikasikan pemberitahuan persetujuan atas investasi Nvidia di Intel tanpa mengungkapkan rincian transaksi secara spesifik.

  • Nvidia akan membeli saham Intel dengan harga 23,28 dolar AS (Rp388,7 ribu) per saham.

  • Nvidia dan Intel kembangkan CPU x86 dan GPU terintegrasi untuk pusat data dan PC.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC) pada Jum'at (19/12/2025), menyetujui rencana investasi Nvidia di Intel. Investasi senilai 5 miliar dolar AS (Rp83,4 triliun) ini pertama kali diumumkan pada September 2025.

Persetujuan tersebut memungkinkan Nvidia untuk melanjutkan dukungannya terhadap Intel yang saat ini menghadapi tekanan besar akibat persaingan ketat di industri semikonduktor global.

1. Persetujuan FTC buka jalan bagi investasi Nvidia di Intel

Nvidia (nvidia.com)

FTC telah mempublikasikan pemberitahuan persetujuan atas investasi Nvidia di Intel tanpa mengungkapkan rincian transaksi secara spesifik. Persetujuan ini menunjukkan bahwa lembaga antimonopoli tersebut tidak menemukan indikasi pelanggaran hukum persaingan usaha dalam kerja sama antara kedua perusahaan.

Dalam kesepakatan ini, Nvidia akan membeli saham Intel dengan harga 23,28 dolar AS (Rp388,7 ribu) per saham, yang akan menjadikannya salah satu pemegang saham utama di perusahaan tersebut. Kolaborasi ini juga membuka peluang integrasi antara unit pemrosesan grafis (GPU) Nvidia dan unit pemrosesan pusat (CPU) Intel untuk digunakan pada produk pusat data dan komputer pribadi (PC).

2. Nvidia dan Intel kembangkan CPU x86 dan GPU terintegrasi untuk pusat data dan PC

NVIDIA Endeavor (nvidia.com)

Kolaborasi antara Nvidia dan Intel mencakup pengembangan prosesor CPU x86 khusus buatan Intel yang dirancang untuk mendukung platform infrastruktur kecerdasan buatan (AI) milik Nvidia di pusat data. Selain itu, Intel juga akan memproduksi chip system-on-chips (SoC) berbasis x86 yang menggabungkan chiplet GPU RTX dari Nvidia untuk digunakan pada perangkat PC dan notebook.

Teknologi NVLink milik Nvidia akan menjadi penghubung utama antara arsitektur kedua perusahaan, sehingga mempercepat komunikasi antar chip dan meningkatkan efisiensi kinerja sistem. Langkah ini diharapkan memperkuat posisi keduanya dalam menghadapi persaingan ketat dengan produsen lain di pasar AI dan komputasi berperforma tinggi.

“Kolaborasi tersebut merupakan langkah bersejarah yang menggabungkan keunggulan tumpukan AI dan komputasi cepat Nvidia dengan CPU Intel serta ekosistem x86 yang luas,” kata Jensen Huang, CEO Nvidia, dilansir Bloomberg.

3. Investasi Nvidia perkuat posisi Intel dan picu kekhawatiran pesaing global

Nvidia (nvidia.com)

Investasi ini mencerminkan dukungan Nvidia terhadap upaya Intel untuk membangkitkan kembali kinerja bisnisnya di tengah tekanan pasar. Persetujuan dari FTC memberikan dampak positif bagi kedua perusahaan, yang tercermin dari kenaikan harga saham mereka. Namun, langkah ini juga menimbulkan kekhawatiran di antara para pesaing utama seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dan Advanced Micro Devices (AMD) dari AS.

Kerja sama antara Nvidia dan Intel dinilai dapat memperkuat posisi AS dalam persaingan industri semikonduktor global, khususnya di segmen kecerdasan buatan. Meski demikian, sejumlah analis memperingatkan adanya potensi risiko monopoli di pasar chip untuk pusat data akibat dominasi teknologi kedua perusahaan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team