Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Economic stimulus (pixabay.com/mohamed_hassan)
Economic stimulus (pixabay.com/mohamed_hassan)

Intinya sih...

  • Stimulus fokus pada sektor padat karya untuk genjot ekonomi nasional dan ciptakan lapangan kerja berkelanjutan.

  • Stimulus juga sasar sektor strategis seperti perumahan, pangan, perikanan, dan perkebunan untuk tingkatkan produksi domestik.

  • Agenda deregulasi dan digitalisasi akan perbaiki iklim usaha serta turut mendorong investasi ke sektor riil.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah meluncurkan paket stimulus fiskal senilai Rp16,23 triliun untuk 8 program hingga akhir tahun. Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Andry Asmoro menilai stimulus tersebut bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan memperbaiki struktur ekonomi nasional.

"Kami memperkirakan dengan adanya tambahan aliran dana langsung ke masyarakat, daya beli akan terjaga, terutama di kalangan kelompok rentan dan sektor padat karya," tegas Andry Asmoro dalam keterangannya Senin (15/9/2025).

Efek ini diperkirakan mampu menopang pertumbuhan PDB dalam jangka pendek, sekaligus menjaga sentimen positif di tengah ketidakpastian global.

1. Stimulus menyasar sektor padat karya genjot ekonomi nasional

Ilustrasi insentif (IDN Times/Arief Rahmat)

Andry Asmoro menjelaskan stimulus ekonomi yang baru diluncurkan tidak hanya ditujukan untuk menjaga momentum pertumbuhan, tetapi juga diarahkan pada penciptaan lapangan kerja yang lebih berkelanjutan.

Fokus stimulus akan menyasar sektor perdesaan, informal, dan padat karya yang dinilai mampu menyerap jutaan tenaga kerja baru. Dengan strategi ini, pemerintah berharap tingkat pengangguran dapat ditekan sekaligus memperluas basis produktivitas nasional.

“Langkah ini tidak hanya memberikan dampak langsung pada penurunan pengangguran, tetapi juga membentuk fondasi yang lebih kuat bagi peningkatan kapasitas sumber daya manusia ke depan,” kata dia.

2. Stimulus sasar sektor strategis

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain memperluas lapangan kerja, stimulus ekonomi 2025 juga diarahkan pada transformasi struktural melalui penguatan sektor-sektor strategis, seperti perumahan, pangan, perikanan, dan perkebunan.

"Dukungan terhadap sektor tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi domestik, memperluas nilai tambah industri, memperkuat ketahanan pangan, sekaligus mendorong daya saing ekspor dalam jangka menengah," jelasnya.

3. Agenda deregulasi dan digitalisasi perbaiki iklim usaha

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sejalan dengan itu, agenda deregulasi dan digitalisasi tata ruang akan turut memperbaiki iklim usaha, menurunkan hambatan birokrasi, serta mempercepat realisasi investasi yang lebih besar ke sektor riil.

Dengan kombinasi kebijakan tersebut, tantangannya adalah menjaga keseimbangan antara kebutuhan mendorong pertumbuhan melalui stimulus dengan disiplin fiskal jangka menengah agar ruang kebijakan tetap tersedia untuk mengantisipasi guncangan eksternal di masa depan.

"Strategi fiskal yang lebih ekspansif, outlook defisit fiskal berpotensi melebar dari yang diperkirakan sebelumnya, meskipun diperkirakan masih terjaga di bawah 3 peterhadap PDB sesuai komitmen Pemerintah," tegas Andry.

Editorial Team