Menurut analis pasar keuangan, Ariston Tjendra, kebijakan Presiden AS, Donald Trump yang menggemparkan dunia menyebabkan para investor khawatir, dan berhati-hati dalam mengucurkan modal. Kondisi ini memicu pelemahan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
“Pagi ini nilai tukar regional bergerak melemah terhadap dolar AS. Kelihatannya konsolidasi terjadi lagi, pasar masih khawatir dengan masa depan ekonomi global karena kenaikan tarif Trump meskipun Trump sudah melakukan relaksasi dan membuka negosiasi,” kata Ariston kepada IDN Times.
Sementara itu, analis pasar keuangan, Lukman Leong masih melihat peluang dolar AS melemah, karena Trump terus menyerang posisi Chairman Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell.
“Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang kembali tertekan setelah data menunjukkan penurunan ekspektasi pada aktifitas ekonomi di AS. Trump yang kembali menyerang kepala The Fed Powell juga semakin menekan dolar AS,” ucap Lukman saat dihubungi IDN Times.