Jakarta, IDN Times – Harga bahan bakar di Lebanon meningkat setelah para pemimpin negara itu pada Sabtu (21/8/2021) lalu memutuskan untuk mengubah nilai tukar yang digunakannya untuk menentukan harga produk minyak. Langkah ini diambil guna menekan kekurangan pasokan yang melumpuhkan negara itu.
Langkah pemerintah ini diyakini akan menambah beban negara yang telah mengalami lonjakan angka kemiskinan akibat krisis keuangan yang berlangsung selama dua tahun terakhir tersebut. Selama krisis ini, nilai pound Lebanon telah rontok lebih dari 90 persen.
Menurut Al-Jazeera, keputusan itu dibuat pada pertemuan darurat mengenai krisis bahan bakar, yang telah membuat Lebanon terperosok dalam kekacauan, mengalami kelumpuhan layanan dasar dan mengalami keributan karena orang-orang berebut bahan bakar. Pertemuan Sabtu kemarin dihadiri oleh presiden, gubernur bank sentral dan pejabat lainnya.