Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Peternakan sapi perah. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Peternakan sapi perah. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Intinya sih...

  • Kementan tidak akan impor susu sebanyak 1,8 juta ton dari Vietnam untuk Program Makan Bergizi Gratis
  • Pemerintah mengajak investor Vietnam membangun industri sapi perah di Indonesia
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan tidak ada rencana melakukan impor sebanyak 1,8 juta ton susu dari Vietnam untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis. Sebaliknya, pemerintah mengajak investor Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementan Moch. Arief Cahyono menjelaskan, Kementan tidak ada rencana melakukan impor susu, tapi mengajak investor Vietnam membangun industri sapi perah di dalam negeri.

"Perlu ditegaskan bahwa Indonesia tidak merencanakan impor 1,8 juta ton susu dari Vietnam. Kebijakan yang diinisiasi oleh Kementan adalah mengundang investor asal Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia dengan tujuan meningkatkan produksi susu nasional, bukan untuk mengimpor produk susu," kata Arief, dikutip dari ANTARA, Minggu (27/10/2024).

1. Kerja sama RI-Vietnam untuk tingkatkan produksi di dalam negeri

Peternakan sapi (Pixabay)

Arief menuturkan, apa yang disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman adalah menekankan kerja sama antara Indonesia dan Vietnam fokus pada peningkatan kapasitas produksi dalam negeri untuk mencapai kemandirian pangan. Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Prabowo.

Adapun investor asal Vietnam yang berminat mengembangkan industri sapi perah di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, rencananya akan mengelola lahan seluas 10 ribu hektare (ha) dan membangun fasilitas pengolahan susu yang diproyeksikan akan menghasilkan produksi susu hingga 1,8 juta ton per tahun.

"Target produksi ini bukanlah hasil dari impor susu, melainkan dari kapasitas produksi lokal yang akan dibangun dan ditingkatkan melalui investasi tersebut," ujarnya.

2. Produksi susu diperkirakan 1,8 juta ton dalam 3-5 bulan

Ilustrasi susu sapi (Pixabay)

Arief mengatakan, jika investasi itu berjalan sesuai rencana, produksi susu dari industri dalam negeri diperkirakan akan mencapai 1,8 juta ton dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

"Sehingga dapat memenuhi sekitar setengah dari kebutuhan nasional yang saat ini masih bergantung pada impor sebesar 3,7 juta ton per tahun," tuturnya.

3. Diharapkan ciptakan lapangan kerja

ilustrasi lowongan pekerjaan (pexels.com/Anna Tarazevich)

Arief mengatakan, kerja sama ini diharapkan membawa dampak positif berupa penciptaan lapangan kerja, penurunan angka pengangguran, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan di sekitar lokasi investasi.

Menurutnya, rencana strategis itu merupakan langkah konkret Kementan dalam menekan ketergantungan impor dan memperkuat industri persusuan nasional, sejalan dengan arahan Presiden untuk mencapai kemandirian pangan nasional.

Editorial Team