Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi beras Bulog. (dok. Bulog)

Jakarta, IDN Times - Pembelian beras di toko ritel modern dibatasi maksimal dua pack atau 10 kilogram (kg) per orang. Pembatasan tersebut berlaku untuk beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan Perum Bulog.

Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pembatasan pembelian beras SPHP yang berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP), bertujuan memperluas jangkauan penyaluran. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih mudah memperolehnya.

“Untuk jenis beras yang dibatasi dua pack di pasar ritel, hanya berlaku untuk beras SPHP yang dari Bulog," kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (5/10/2023).

1. Pembelian beras komersial tak dibatasi

Ilustrasi beras (vecteezy.com/chormail153750)

Arief menerangkan, beras SPHP sebagai CBP digelontorkan secara luas ke masyarakat untuk stabilisasi pasokan dan harga. Sedangkan untuk beras komersial, pembeliannya tidak dibatasi pemerintah.

"Kalau untuk beras komersial, itu tergantung dari kebijakan ritel masing-masing," ujarnya.

2. Alasan pembelian beras SPHP dibatasi

ilustrasi beras (pexel)

Pembatasan pembelian beras SPHP di ritel modern adalah kebijakan yang mendorong masyarakat untuk berbelanja dengan bijak.

"Tentunya masyarakat kami ajak bersama untuk senantiasa berbelanja bijak, yang artinya sesuai dengan kebutuhan, tidak perlu belanja berlebihan di atas kebutuhan normal,” sebutnya.

Arief menjamin stok beras yang dikelola pemerintah aman dan akan terus diperkuat, terlebih dalam menghadapi kekeringan sebagai dampak El Nino.

“Kenapa harus dibatasi? Ini karena beras SPHP harganya telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp10.900 per kg dan setiap rumah logikanya cukup dengan dua pack. Apalagi kualitas beras SPHP Bulog ini berkualitas premium," sambungnya.

3. Ada potensi penurunan produksi beras nasional

Ilustrasi padi (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Terbaru, dia menyebut stok beras Bulog aman di 1,8 juta ton. Pada November nanti, diproyeksikan akan bertambah lagi. Untuk itu, pemerintah bersama Bulog akan bekerja keras.

"Memang ada kemungkinan terjadi penurunan produksi beras nasional, terutama jelang akhir tahun. Akan tetapi kita optimis kebutuhan konsumsi nasional terhadap beras tercukupi, sehingga semua pihak dari hulu sampai hilir harus hand in hand,” tambah Arief.

Editorial Team