Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Kemenkeu mendorong minat investor SBN ritel melalui inovasi instrumen SBN dan skema pembiayaan kreatif.

  • Nilai penerbitan green sukuk global mencapai 7,7 miliar dolar AS.

  • Nilai green sukuk domestik sebesar Rp84,72 triliun hingga Agustus 2025.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah telah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel senilai Rp103 triliun per 31 Agustus 2025. Jumlah ini terbagi menjadi Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp52 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp51 triliun.

"Meningkatnya minat investor ritel merupakan bagian dari upaya pendalaman pasar domestik," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Suminto, dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR pada Kamis (11/9/2025).

1. Kemenkeu kembangkan instrumen inovatif

Ilustrasi Surat Berharga Negara. (Shutterstock/Fizkes)

Kemenkeu terus mendorong peningkatan minat investor terhadap SBN ritel, serta mengembangkan inovasi instrumen SBN dan skema pembiayaan kreatif. Inovasi ini diwujudkan melalui penerbitan green sukuk (global), green sukuk (domestik), Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) dan CWLS ritel, Sustainable Development Goals (SDGs) Bond (global dan domestik), Samurai Blue Bonds, SUN Ritel SDGs, serta Kangaroo Bonds.

"Kami terus mengembangkan berbagai instrumen inovatif dalam penerbitan surat berharga, baik bertema climate green, blue, social, maupun SDGs," jelas Suminto.

2. Rincian nilai penerbitan beberapa tahun terkahir

ilustrasi investasi surat berharga negara (Freepik.com/Jcomp)

Jika dirinci, nilai penerbitan green sukuk global dari 2018 hingga 31 Agustus 2025 mencapai 7,7 miliar dolar AS. Sementara itu, nilai green sukuk domestik yang diterbitkan sejak 2019 hingga 31 Agustus 2025 tercatat sebesar Rp84,72 triliun.

Nilai penerbitan CWLS dan CWLS ritel pada periode 2020 hingga 31 Agustus 2025 mencapai Rp1,17 triliun. Adapun realisasi penerbitan SDGs bond domestik pada tahun 2021 dan 2024 sebesar 1,25 miliar euro, sedangkan Samurai Blue Bonds yang diterbitkan dari 2023 hingga 2025 mencapai 49,40 miliar yen.

Realisasi penerbitan SUN Ritel SDGs pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp3,04 triliun, dan penerbitan Kangaroo Bonds mencapai 800 juta dolar Australia.

"Dari sisi diversifikasi instrumen, termasuk mata uang, kami melakukan debut penerbitan Kangaroo Bonds dalam dolar Australia. Instrumen ini mendapat respons sangat positif dari investor, dengan permintaan (book order) yang mencapai 10 kali lipat dari jumlah yang diterbitkan," ucap Suminto.

3. Jumlah investor SBN terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir

ilustrasi investasi surat berharga negara (thebluediamondgallery)

Lebih lanjut, ia menjelaskan peminat investor di surat berharga negara (SBN) terus meningkat termasuk investor ritel. Hal ini tercermin jumlah investor SBN ritel yang terus meningkat setiap tahun dirinci, pada 2020 mencapai 543.220 investor, pada 2021 meningkat jadi 604.456 investor, meningkat pada 2022 menjadi 699.201 investor, meningkat pada 2023 menjadi 814.338 investor, meningkat pada 2024 menjadi 916.574 investor, dan pada 2025 meningkat menjadi 991.825 investor.

“Dari sisi beberapa capaian kinerja di 2025, diantaranya meningkatnya minat investor ritel, sehingga merupakan pendalaman dari pasar domestik,” tutur Suminto.

Editorial Team