Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Keuangan Sri Mulyani (IDN Times/Auriga Agustina)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah mengalokasikan insentif fiskal hingga Rp10 triliun yang diberikan untuk sejumlah sektor. Hal itu dilakukan sebagai stimulan bagi perekonomian domestik untuk memengaruhi pertumbuhan ekonomi, di tengah COVID-29, virus corona baru yang tengah mewabah.

Namun di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui hal tersebut berpotensi membuat pelebaran defisit dalam APBN 2020. Pemerintah menargetkan defisit sebesar 1,76 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Nanti dilihat, hitungannya kombinasi berbagai hal, tapi kita sudah antisipasi karena UU APBN 2020 (menargetkan) defisit desain 1,76 persen cukup konservatif, tapi nanti kita akan lihat room-nya masih sangat ada," kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (26/2).

1. Pemerintah tidak akan menahan belanja di tengah melemahnya ekonomi dunia

Menteri Keuangan Sri Mulyani (IDN Times/Auriga Agustina)

Selanjutnya, Sri Mulyani mengatakan pemerintah tidak akan menahan belanja di tengah ekonomi dunia yang melemah.

"Kalau pemerintah ikut mengencangkan ikat pinggang, yang terjadi procyclical. Ekonomi lemah, pemerintah tetap mau (belanja) karena penerimaan turut. (Kalau) kita potong semua belanja, maka ekonomi nyungsep," jelasnya.

2. Pemerintah mengeluarkan dana insentif hingga Rp10 triliun

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sebelumnya, diberitakan pemerintah pusat mengeluarkan dana fantastis untuk menghadapi dampak virus corona. Total dana yang dikucurkan pemerintah hingga Rp10 triliun, sebagai insentif yang akan disalurkan ke berbagai sektor di Indonesia.

"Jadi anggaran tadi disampaikan kira-kira stimulan sebesar Rp10 triliun. Bu Menkeu (Menteri Keuangan Sri Mulyani) akan jelaskan jumlah anggaran secara detail," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (25/2).

3. Realisasi utang 19,4 persen dari target dalam APBN 2020

Ilustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebagai informasi, hingga akhir tahun 2020 pemerintah menargetkan pembiayaan utang sebesar Rp351,85 triliun. Hingga akhir Januari 2020, realisasi pembiayaan utang sebesar Rp 68,2 triliun atau 19,4 persen dari target dalam APBN 2020. Kemudian hingga per akhir Januari 2020 lalu mengalami defisit sebesar Rp 36,1 triliun.

Editorial Team