Jakarta, IDN Times -Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengatakan, rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota baru ke Kalimantan Timur, tepatnya ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertanegara, berpotensi menimbulkan ketimpangan baru. Terutama karena pendapatan antara Aparatur Sipil Negara (ASN) di ibu kota baru dengan masyarakat sekitar ibu kota baru, dinilai cukup berbeda.
"Karena sebenarnya ada gap pendapatan, ASN itu sebagian besar kelas menengah atas, nah rata-rata dari sisi upah minimumnya di atas. Sementara penduduk lokal ibu kota baru, sebagian besar kerja di komoditas, sekarang kondisinya ada harga komoditas yang rendah, sehingga menekan pendapatan mereka," kata Bhima di Gedung Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Jakarta Selatan, Rabu (11/9).