Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bank (freepik.com/storyset)

Intinya sih...

  • Pinjaman sindikasi di Asia Pasifik melonjak, menarik minat peminjam Timur Tengah untuk mendiversifikasi sumber dana.

  • Saudi Electricity, Banque Saudi Fransi, dan Al Ahli Bank of Kuwait sukses menggaet bank-bank Asia dengan pinjaman miliaran dolar AS.

  • Bank-bank dari Jepang, Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, Tiongkok, dan Taiwan tertarik pada pinjaman sindikasi ini.

Jakarta, IDN Times - Peminjam dari Timur Tengah kian aktif mencari pendanaan melalui pinjaman sindikasi di Asia Pasifik guna mendiversifikasi sumber dana di luar pasar obligasi global dan domestik. Langkah ini mencerminkan meningkatnya kebutuhan likuiditas di kawasan tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, lebih dari 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) (Rp32,4 triliun) pinjaman telah diluncurkan dari Timur Tengah, menargetkan likuiditas bank-bank Asia. Transaksi utama mencakup pinjaman 1 miliar dolar AS (Rp16,2 triliun) untuk Saudi Electricity, 750 juta dolar AS (Rp12,1 triliun) untuk Banque Saudi Fransi, dan 500 juta dolar AS (Rp8,1 triliun) bagi Al Ahli Bank of Kuwait.

1. Lonjakan pinjaman sindikasi di Asia Pasifik

Dilansir Bloomberg, Saudi Electricity sukses meluncurkan pinjaman sindikasi senilai 1 miliar dolar AS (Rp16,2 triliun) untuk ekspansi infrastruktur energi. Pinjaman ini menarik minat bank-bank dari Jepang dan Singapura yang melihat peluang di pasar Timur Tengah.

“Diversifikasi sumber pendanaan sangat penting bagi kami untuk menjaga stabilitas keuangan dan mendukung proyek strategis,” ujar eksekutif senior Saudi Electricity.

Analis menilai, suku bunga kompetitif dan fleksibilitas tenor menjadikan Asia menarik bagi peminjam Timur Tengah. Pinjaman sindikasi juga menunjukkan meningkatnya kepercayaan bank Asia terhadap prospek ekonomi kawasan tersebut, terutama di sektor energi dan keuangan.

2. Banque Saudi Fransi sasar likuiditas Asia

Ilustrasi uang (freepik.com/jannoon028)

Banque Saudi Fransi, pada Rabu (25/6/2025), mengumumkan pinjaman sindikasi senilai 750 juta dolar AS (Rp12,1 triliun) yang menargetkan bank-bank Asia Pasifik. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat neraca dan mendukung ekspansi layanan perbankan.

“Asia menawarkan likuiditas kuat dan mitra perbankan yang andal. Kami melihat ini sebagai peluang memperluas jejaring keuangan kami,” kata juru bicara Banque Saudi Fransi, dilansir The Business Times.

Bank-bank dari Hong Kong dan Korea Selatan dilaporkan tertarik pada fasilitas ini, seiring tren lembaga keuangan Timur Tengah yang mencari alternatif pendanaan di tengah ketidakpastian global.

3. Al Ahli Bank of Kuwait ikut tren pendanaan Asia

Al Ahli Bank of Kuwait, pada Senin (30/6/2025), meluncurkan pembiayaan sindikasi 500 juta dolar AS (Rp8,1 triliun) untuk mendukung pertumbuhan di sektor ritel dan korporasi. Pinjaman ini menyasar likuiditas bank-bank Asia.

“Kami sangat optimistis dengan respons positif dari bank-bank Asia. Ini menunjukkan kepercayaan mereka terhadap stabilitas ekonomi Kuwait,” ujar pejabat senior Al Ahli Bank.

Fasilitas ini melibatkan bank-bank dari Tiongkok dan Taiwan yang tertarik pada potensi sektor perbankan Timur Tengah. Pinjaman sindikasi diprediksi terus tumbuh seiring meningkatnya integrasi keuangan antara Asia dan kawasan Teluk.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team