Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati membeberkan dua hal yang menghambat pemulihan ekonomi global, yakni global supply disruption (disrupsi rantai pasok global), dan juga ancaman gelombang baru COVID-19.
Hal itu terbukti dengan proyeksi ekonomi global di 2021 dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan International Monetary Fund (IMF) yang dipangkas.
"Permasalahan supply disruption yang masih panjang dan masih tingginya ketidakpastian perkembangan COVID-19 yang sekarang meningkat di berbagai belahan dunia, terutama negara-negara 4 musim telah mendorong OECD dan IMF menurunkan proyeksi ekonomi dunia pada 2021," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Rabu (27/10/2021).
Dia mengatakan OECD memangkas proyeksi ekonomi 2021 dari 5,8 persen menjadi 5,7 persen. Sementara itu, IMF memangkas dari 6 persen menjadi 5,9 persen.
Lalu, bagaimana dengan pemulihan ekonomi 2021 di Indonesia?