Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)
ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)

Intinya sih...

  • Penempatan dana Rp200 triliun beri efek berganda ke ekonomi

    • Dana tersebut akan memberi efek berganda terhadap perekonomian

  • Bank akan terdorong mencari cara agar dana dapat tersalurkan, baik melalui kredit maupun pembiayaan

  • Dana tambahan itu ibarat oli dalam mesin yang membuat perbankan bisa bergerak lebih halus dan kencang menyalurkan kredit

  • Dunia usaha akan terstimulus dengan adanya penempatan dana

    • Penambahan dana ke sistem perbankan memperkuat likuiditas bank dan mempengaruhi perilaku masyarakat dan dunia usaha

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimistis penyaluran dana Rp200 triliun dari pemerintah ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) tidak akan memicu lonjakan inflasi.

Menurutnya, kondisi perekonomian yang tengah lesu membuat suntikan dana pemerintah ke Himbara justru lebih mudah terserap masyarakat.

“Ekonomi kita saat ini sedang lesu. Dengan adanya tambahan dana tersebut, sistem akan menyerapnya sehingga tidak menimbulkan inflasi, setidaknya hingga beberapa tahun ke depan, sampai pertumbuhan ekonomi berada di atas 6,5–6,7 persen. Yang saya maksud adalah inflasi akibat tingginya permintaan (demand pull inflation),” katanya saat ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Jakarta Selatan, Selasa (16/9/2025).

1. Penempatanndana Rp200 triliun beri efek berganda ke ekonomi

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat ditemui di Gedung DJP.(IDN Times/Triyan)

Ia menegaskan penempatan dana sebesar Rp200 triliun di bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) akan memberi efek berganda terhadap perekonomian.

Dengan dorongan tersebut, bank akan terdorong mencari cara agar dana dapat tersalurkan, baik melalui kredit maupun pembiayaan.

Dana tambahan itu ibarat oli dalam mesin. Begitu dituang, mesin perbankan bisa bergerak lebih halus dan kencang menyalurkan kredit

Ia menceritakan kebijakan pada 2021, ketika pemerintah mengucurkan dana besar melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional. Saat itu, perekonomian tidak hanya mampu tumbuh dengan lebih tangguh, tetapi penyaluran kredit juga terakselerasi.

“Pemerintah memberi bahan bakar kepada sistem agar bekerja. Jika dana itu tidak dimanfaatkan, bank justru harus mengembalikannya kepada pemerintah. Inilah prinsip dasar dari kebijakan moneter. Memang sebagian orang berpendapat, jika uang terlalu banyak diinjeksikan ke sistem bisa menimbulkan inflasi. Itu mungkin benar dalam jangka panjang dan jika jumlahnya berlebihan,” bebernya.

2. Dunia usaha akan terstimulus dengan adanya penempatan dana

Ilustrasi Cadangan Devisa (IDN Times/Arief Rahmat)

Penambahan dana ke sistem perbankan tidak hanya memperkuat likuiditas bank, tetapi juga mempengaruhi perilaku masyarakat dan dunia usaha.

"Ketika uang bertambah ke sistem, dua sisi akan bergerak. Pertama, likuiditas pasti meningkat. Otomatis bunga di pasar akan turun, kalau sebelumnya orang senang menaruh uang di bank karena bunganya tinggi, maka kondisi itu akan berubah karena bank kelebihan dana,” ujar Purbaya.

Di sisi lain, penurunan bunga simpanan membuat masyarakat cenderung mengurangi tabungan dan lebih memilih membelanjakan uangnya. Di sisi lain, perusahaan juga akan lebih berani mengajukan pinjaman karena biaya kredit menjadi lebih murah.

“Contohnya, kalau bunga turun, masyarakat yang tadinya rajin menabung di bank akan mulai belanja. Sementara perusahaan yang sebelumnya ragu, akan lebih yakin mengakses kredit karena uangnya tersedia dan bunganya lebih rendah,” tuturnya.

3. Sisi suplai dan demand akan meningkat

(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi) IDN Times/Arief Rahmat

Purbaya optimistis penambahan dana ke sistem perbankan akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan permintaan dan penawaran kredit secara bersamaan.

"Uangnya ada lebih banyak di sana dan lebih mudah untuk dipinjam, meskipun bunga hanya turun sedikit. Tapi dengan adanya uang itu, mereka menjadi berani minjam di bank. Artinya, sisi demand dan supply akan tumbuh berbarengan,” ujar Purbaya.

Editorial Team