ilustrasi rokok (IDN Times/Arief Rahmat)
Sementara itu, bea keluar dan cukai justru mengalami pertumbuhan cukup baik sepanjang kuartal I 2021. "Bea keluar menunjukkan pemulihan dari sektor komoditas terutama tembaga dan kelapa sawit yang menyebabkan terjadinya lonjakan kenaikan hingga 534,8 persen yoy," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menambahkan, bea keluar untuk tembaga bahkan tumbuh 227,74 persen yoy sebagai efek dari peningkatan volume ekspor tembaga, sedangkan kelapa sawit melesat 1.160,1 persen. "Didorong tarif bea keluar yang progresif, jadi kalau makin tinggi jumlahnya, maka makin tinggi tarifnya dan harga CPO juga melonjak," imbuhnya.
Meski demikian, komoditas lainnya seperti bauksit, kayu, dan kakao justru mengalami penurunan dan berbanding terbalik dengan performa tembaga serta kelapa sawit.
Adapun cukai tumbuh hingga 70,1 persen yoy yang disumbang oleh pertumbuhan dari cukai hasil tembakau (CHT). "Penerimaan untuk cukai hasil tembakau naik 73,9 persen, terutama untuk pelunasan, untuk pemesanan pita yang sudah dilakukan pada Januari lalu," terang Sri Mulyani.