Stan UMKM yang tampil pada peringatan HUT ke-45 Dekranas di BSCC Dome, Balikpapan, Rabu (9/7/2025). (Dok. Humas Pemprov Kaltim)
Bambang menjelaskan, risiko kredit yang mengalami peningkatan mendorong perbankan menjadi lebih selektif dalam menyalurkan kreditnya ke UMKM. Adapun besaran rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kredit UMKM tertinggi pada segmen menengah sebesar 5,37 persen, segmen kecil 4,3 persen, dan mikro 4,01 persen.
Selain itu, menurut dia, melambatnya kredit ke UMKM ada kaitannya dengan yang menjadi payungnya, salah satunya korporasi. Korporasi, kata dia, masih wait and see di tengah adanya risiko geopolitik.
Dia menuturkan, jika korporasi mengalami pelambatan maka akan berdampak pada UMKM karena korporasi mendapat suplai dari UMKM. Adapun sektor UMKM yang mengalami pelambatan paling besar, yakni perdagangan dan pertanian.
"Kalau di korporasi alami pelambatan, pasti akan terganggu. Dari satu korporasi, objeknya ke UMKM bisa jadi banyak sehingga otomatis kalau satu korporasi melambat, UMKM bisa lebih banyak lagi yang terdampak," tutur dia.