Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat mengunjungi proyek Jembatan Pulau Balang di Kaltim (Dok. Kementerian PUPR)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menganggaran Rp10 triliun untuk program padat karya tunai bagi masyarakat terdampak COVID-19. Anggaran tersebut diambil dari realokasi dan refocusing anggaran PUPR sebesar Rp36,19 triliuh. Sebelumnya, total anggaran PUPR pada 2020 sebesar Rp120 triliun.

"Kami ingin melaksanakan (program) padat karya tunai, yaitu memberikan pekerjaan low technology tapi padat karya di pedesaan. Itu untuk mempertahankan daya beli masyarakat di pedesaan. Jadi kami mendistribusikan uang pembangunan ke desa-desa, ini masih bisa dilaksanakan karena kami masih memanfaatkan protokol kesehatan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam video conference, Senin (13/4).

1. Program padat karya untuk membantu masyarakat tetap produktif

Program karya pembangunan talut. IDN Times/Daruwaskita

Basuki menjelaskan, program padat karya meliputi perbaikan irigasi, swakelola peremajaan perkotaan, swadaya pemeliharaan rumah, pemeliharaan jembatan, dan sebagainya.

"Seperti perbaikan irigasi kecil, yang biasanya dilakukan 80 orang kini kami bagi dua, kami jadwalkan semingguan. Yang tadinya (waktu pengerjaan) dua bulan jadi tiga bulan, ini semua dibayar mingguan," ungkapnya.

Basuki melanjutkan, anggaran Rp2,25 trilun disiapkan untuk perbaikan irigasi kecil di 10.000 lokasi. Masing-masing lokasi mendapat jatah Rp225 juta.

2. PUPR menganggarkan Rp4,7 triliun untuk pengembangan PISEW

Editorial Team

Tonton lebih seru di