ilustrasi gedung Pertamina (dok. Pertamina)
Salyadi Saputra mengungkapkan, penandatanganan ini menandai langkah maju Pertamina untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Pengukuran emisi metana yang akurat sangat penting karena berpotensi memicu pemanasan global, bahkan hingga 28 kali lebih besar dari karbon dioksida, sehingga emisi metana menjadi hal penting bagi Pertamina untuk memitigasi perubahan iklim.
“Kemitraan dengan JOGMEC akan mendukung kami dalam menyelaraskan dengan global best practice dan meningkatkan kemampuan Pertamina dalam mengelola emisi metana," jelas Salyadi pada keterangannya, (23/8).
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina merupakan perusahaan Indonesia pertama yang bergabung dengan Oil & Gas Methane Partnership 2.0 (OGMP 2.0), inisiatif global untuk pelaporan dan mitigasi gas metana. Kerja sama Pertamina dengan JOGMEC mencerminkan komitmen Perseroan dalam pengurangan emisi metana.
“Kami berharap dapat meningkatkan kolaborasi di masa mendatang untuk mendorong bisnis berkelanjutan di seluruh bisnis Pertamina. Sinergi dengan para pemimpin industri dan mengadopsi teknologi baru, Pertamina dapat memimpin pengelolaan gas metana, yang akhirnya dapat mendukung Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) Indonesia dari sektor energi," tambah Fadjar.