Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) terus bertumbuh. (Dok. TUGU)
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) terus bertumbuh. (Dok. TUGU)

Intinya sih...

  • Kinerja TUGU relatif baik selama ini: TUGU tumbuh positif dalam tiga tahun terakhir, dengan pendapatan dan laba bersih TUGU meningkat secara signifikan

  • TUGU salah satu perusahaan asuransi dengan ekuitas terbesar di RI

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) bersiap fokus pada bisnis utamanya minyak, gas bumi, serta energi baru dan terbarukan. Dengan begitu, bisnis lain yang tidak berkaitan dengan hal tersebut perlahan akan dilepas, salah satunya adalah asuransi.

Untuk informasi, Pertamina memiliki bisnis asuransi yang berjalan melalui PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU). Pengamat asuransi, Wahju Rohmanti pun berpendapatan, pelepasan saham TUGU dari Pertamina bisa memengaruhi harga saham.

"Akan berdampak jika selama ini TUGU memperoleh bisnis dari captive market (Pertamina Grup), jika iya maka penjualan saham milik Pertamina tentu sangat berdampak buruk pada perfoma keuangan TUGU," ujar Wahju kepada media, Selasa (23/9/2025).

1. Kinerja TUGU relatif baik selama ini

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) berhasil mempertahankan predikat bertaraf global Financial Strength Rating A- (Excellent) dan Long-Term Issuer Credit Rating of “a-” (Excellent) dari A.M. Best 6 tahun berturut-turut. (Dok. Istimewa)

Di sisi lain, Wahju menjelaskan, perfoma dan kinerja TUGU sudah relatif baik. Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa di masa awal, Pertamina dengan nama besarnya cukup mendukung asuransi plat merah tersebut.

Adapun kinerja TUGU dalam tiga tahun terakhir tumbuh positif dengan penghimpunan premi bruto tercatat 13 persen persen secara compounded annual growth rate (CAGR) selama 2021-2023. Sementara itu, total pendapatan meningkat rata-rata 12 persen secara CAGR.

Kemudian laba bersih TUGU melesat 99 persen secara CAGR, yang ditopang pada pendapatan satu waktu (one time revenue) dari kasus legal dengan Citibank pada 2023 lalu.

Dari sisi aset, TUGU mencatatkan rata-rata pertumbuhan per tahun 12 persen. Selain itu, ekuitas emiten secara konsolidasi meningkat rata-rata 8 persen per tahun dengan total Rp10,28 triliun pada akhir 2023.

2. TUGU salah satu perusahaan asuransi dengan ekuitas terbesar di RI

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) kembali memperoleh Best Insurance Award 2022 untuk Kategori Perusahaan Asuransi Umum dengan aset di atas Rp5 triliun yang diberikan Majalah Investor (Beritasatu Media Holding) pada Kamis (18/8/2022). (Dok. Tugu Insurance)

TUGU merupakan salah satu perusahaan asuransi umum dengan ekuitas terbesar di Indonesia. Hal ini mendorong TUGU memiliki Risk Based Capital 530 persem pada akhir 2023.

Kondisi itu mencerminkan tingkat kesehatan yang tinggi dan kemampuan menyerap risiko besar serta berpotensi untuk peningkatan bisnis lebih besar ke depannya.

3. Fokus pada bisnis utama migas dan energi terbarukan

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri. (YouTube/Sekretariat Presiden)

Sebelumnya diberitakan, Pertamina akan lebih fokus pada bisnis inti, yakni minyak dan gas (migas) serta energi terbarukan.

Sebagai bagian dari Danantara dan Kementerian BUMN , Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri menyebut pihaknya mengemban mandat penting untuk menjadi perusahaan energi yang mengedepankan ketahanan, ketersediaan, dan keberlanjutan energi nasional.

Untuk menjalankan mandat tersebut struktur organisasi Pertamina telah diperkuat dengan membentuk direktorat baru yaitu Direktorat Transformasi dan Keberlanjutan bisnis.

"Pertamina akan lebih fokus kepada core bisnis Pertamina pada bidang oil and gas dan renewable energy," ujar Simon saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI pada Kamis (11/9/2025).

Unit usaha yang berada di luar bisnis utama akan dilepas atau dilakukan spin off. Usaha-usaha tersebut akan dikoordinasikan di bawah Danantara dengan pola penggabungan bersama perusahaan-perusahaan sejenis.

"Dengan demikian, untuk beberapa usaha kami akan spin off dan tentunya mungkin akan di bawah koordinasi dari Danantara akan kita gabungkan clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis," paparnya.

Editorial Team