Pertamina NRE menginisiasi proyek percontohan (pilot project) pengembangan bioethanol berbasis aren di Kamojang, Garut. (dok. Pertamina NRE)
Proyek ini diharapkan turut menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar, khususnya petani aren, dan berpotensi diperluas di wilayah aren yang memiliki potensi aren. Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Kementerian Kehutanan RI, pemerintah berencana menanam aren di lahan seluas 1,2 juta hektar, dengan potensi bioethanol 28,8 juta kiloliter per tahun.
Raja Juli melanjutkan bahwa budidaya aren dalam skala besar tentu memerlukan kerja keras, termasuk melakukan pembinaan terhadap petani aren agar dapat membudidayakan aren dengan cara lebih efektif dan efisien sehingga hasil nira yang disadap memiliki kuantitas dan kualitas yang optimal. Untuk itu pada kesempatan tersebut, Raja Juli menyampaikan bahwa Kementerian Kehutanan juga akan memberikan pelatihan dan pembinaan kepada petani aren.
Pengembangan aren sebagai bahan baku bioethanol memiliki sejumlah manfaat bagi masyakat dan lingkungan, di antaranya: mendukung ekonomi lokal dan pembukaan lapangan pekerjaan baru; pemanfaatan lahan marjinal karena aren dapat tumbuh di lahan yang kurang produktif; menurunkan ketergantungan terhadap energi fosil dan mengurangi impor bahan bakar fosil; serta turut berkontribusi pada penurunan emisi melalui pemanfaatannya BBN.
“Proyek percontohan ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan Pertamina. Untuk pengembangan bioethanol, Pertamina melakukan riset terhadap berbagai macam tanaman untuk menjadi bahan baku, salah satunya aren. Aren merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi besar untuk dibudidayakan dalam skala besar di Indonesia,” ungkap John Anis, CEO Pertamina NRE.
Pada kesempatan yang sama, Ketua KUPS Baru Bojong, Hendra, menyampaikan, “Kami sangat menyambut baik keinginan Pertamina untuk bermitra dengan KUPS Baru Bojong untuk pengembangan bioethanol. Semoga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, terutama petani aren di Desa Bojong.”