Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil menemukan potensi kandungan minyak dan  memproduksi ribuan barel cadangan minyak baru di Wilayah Kerja (WK) Rokan. (Dok. Pertamina)
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil menemukan potensi kandungan minyak dan memproduksi ribuan barel cadangan minyak baru di Wilayah Kerja (WK) Rokan. (Dok. Pertamina)

Intinya sih...

  • Potensi cadangan migas non-konvensional sebesar 724 juta BOE di WK Rokan

  • Pertamina sudah produksi SAF dengan kapasitas 9 ribu barel per hari dan sedang mengubah tiga kilang untuk co-processing bahan bakar aviasi rendah emisi

  • Revitalisasi Tangki Arun, pembangunan pilot plant hidrogen, dan PLTP Lumut Balai sebagai upaya peningkatan kemampuan Pertamina dalam energi hijau

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) berhasil menemukan potensi cadangan migas non-konvensional (MNK) sebesar 724 juta barrel oil equivalent (BOE) di Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau.

Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, mengatakan penemuan ini merupakan salah satu capaian perseroan pada 2025 yang akan memperkuat kapasitas produksi nasional.

“Kita berhasil menemukan the largest discovery dalam 10 tahun terakhir. Kita berhasil menemukan migas non-konvensional atau MNK di WK Rokan, dengan potensi temuan mencapai 724 juta barel,” ujar Oki dikutip, Sabtu (22/11/2025).

1. Asal mula temuan cadangan migas lain

Fasilitas pemrosesan migas Senipah. (Dok. Pemprov Kaltim)

Ia memproyeksikan masih adanya potensi cadangan migas lain. Menurut Oki, temuan di WK Rokan tersebut baru berasal dari satu struktur saja, sehingga peluang ditemukannya cadangan yang jauh lebih besar masih terbuka.

“Hanya dari satu struktur, dan potensi unconventional di Indonesia masih jauh lebih besar. Temuan ini menjadi salah satu penemuan migas—baik konvensional maupun unconventional—terbesar di Pertamina Group,” ujar Oki.

2. Pertamina sudah produksi SAF dengan kapasitas 9 ribu barel per hari

Pemerintah terus mendorong pemanfaatan produk-produk yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di semua industri, tidak terkecuali di industri migas. (Dok. Pertamina)

Sementara itu, dari sisi energi hijau, Pertamina telah memproduksi sustainable aviation fuel (SAF) dengan kapasitas yang saat ini mencapai 9.000 barel per hari.

Selain itu, perseroan juga sedang mengubah tiga kilang agar mampu melakukan co-processing dengan bahan baku minyak goreng bekas untuk mendukung produksi bahan bakar aviasi rendah emisi.

Terkait infrastruktur gas, perusahaan pelat merah itu juga berhasil melakukan revitalisasi Tangki Arun yang diharapkan selesai pada Desember 2025.

3. Sebanyak 4 tangki BBM dengan kapasitas 29.000 m³ akan tingkatkan kemampuan Pertamina

Pemerintah terus mendorong pemanfaatan produk-produk yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di semua industri, tidak terkecuali di industri migas. (Dok. Pertamina)

Untuk fasilitas logistik, empat tangki BBM berkapasitas 29.000 m³ per tangki juga akan meningkatkan kemampuan Pertamina dalam melakukan inventory di Kilang Balongan, yang akan meng-cover wilayah Jawa bagian barat.

Lebih lanjut, saat ini Pertamina sedang membangun pilot plant hidrogen di Ulubelu, Tanggamus, Lampung, yang nantinya akan menghasilkan 100 kilogram hidrogen per hari.

Oki menyebutkan untuk ke depannya plant hidrogen tersebut akan memiliki ekosistem yang terhubung dengan fasilitas produksi di Cikampek dan Jawa Barat.

Dari sisi panas bumi, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai di Sumatera Selatan telah mampu menghasilkan 800 GWh per tahun.

“Kemudian, untuk energi hijau dalam bentuk ethanol blended gasoline, kita sudah meluncurkan Pertamax 95 di 168 gerai, sebagai langkah memberikan opsi BBM dengan emisi yang lebih rendah,” imbuh Oki.

Editorial Team