Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi PLTB (pexels.com/Alfo Medeiros)
ilustrasi PLTB (pexels.com/Alfo Medeiros)

Intinya sih...

  • Studi kelayakan PLTB memakan waktu lebih panjang

  • Verifikasi konsistensi angin butuh waktu 2-3 tahun

  • Target kembangkan EBT 27,6 GW hingga 2034

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT PLN Indonesia Power (IP) tengah mengintensifkan kajian membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau tenaga angin di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kita juga saat ini sedang me-exercise untuk pengembangan PLTB pembangkit listrik tenaga bayu itu di daerah NTT karena potensi anginnya memang sangat-sangat bagus di sana," katanya dalam seminar di UI Salemba, Jakarta dikutip Kamis (30/10/2025).

1. Studi kelayakan PLTB memakan waktu lebih panjang

Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Indonesia. (Doc: PLN)

Asti, sapaan akrabnya, mengakui potensi angin di NTT memang sangat besar. Namun, dia juga memaparkan proses studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk pembangunan PLTB jauh lebih lama dibanding pembangkit listrik jenis lainnya.

"​Jadi proses feasibility study-nya itu jauh lebih lama dibandingkan dengan pembangkit yang lain tapi memang benar itu potensinya cukup besar di sana," paparnya.

2. Verifikasi konsistensi angin butuh waktu 2-3 tahun

PLTB Sidrap, Makassar. (Dok. PLN)

​Asti menjelaskan proses kajian pembangunan PLTB memang memerlukan waktu yang tidak sebentar. Alasannya, perusahaan harus terlebih dahulu membangun infrastruktur dan melakukan uji coba di lokasi.

"Kita harus bangun dulu, coba dulu disana kemudian dipantau dua-tiga tahun. Kalau anginnya itu konsisten bagus baru kita bangun," tambahnya.

3. Target kembangkan EBT 27,6 GW hingga 2034

Petugas PLN mengangkut panel surya yang digunakan untuk perangkat PLTS mikro yang disebut inovasi SuperSUN di Pulau Samalona, Kota Makassar. (IDN Times/Aan Pranata)

​Dalam kaitannya dengan rencana jangka panjang, Asti mengungkapkan PLN IP menargetkan tambahan kapasitas pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) hingga 27,6 gigawatt (GW). Target pencapaian itu diproyeksikan hingga 2034.

"Ke depan kita sudah punya long term planning untuk mengembangkan energy renewable yang berkapasitas cukup besar sekitar, 27,6 gigawatt. Jadi dua kali lipat lebih dari yang kita punya sekarang," tambahnya.

​Energi terbarukan yang akan dikembangkan meliputi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), fasilitas penyimpanan energi, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), dan jenis EBT lainnya.

Editorial Team