Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin sebelum pelantikan di depan kediamannya di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 1 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng
Pengumuman Muhyiddin disampaikan setelah pada Selasa lalu, Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah mengumumkan keadaan darurat di seluruh negeri. Sehari sebelumnya, Muhyiddin mengumumkan bahwa lima negara bagian, termasuk Penang, Selangor, Melaka, Johor dan Sabah, dan wilayah federal Kuala Lumpur, Putrajaya dan Labuan akan kembali berada di bawah perintah kontrol gerakan (MCO) selama dua minggu.
Negara bagian utara Kelantan kemudian ditempatkan di bawah pembatasan MCO mulai Sabtu, sehingga jumlah total negara bagian yang terkena dampak tindakan tersebut menjadi enam.
Sarawak juga memberlakukan MCO di distrik Sibu, Selangau, dan Kanowit menyusul lonjakan infeksi baru selama beberapa hari terakhir.
Larangan perjalanan antar negara bagian diberlakukan di seluruh negeri hingga 26 Januari dalam upaya untuk mengekang penyebaran virus.
“Saya ingin tegaskan sekali lagi bahwa deklarasi darurat ini hanya bertujuan untuk menahan penyebaran pandemi COVID-19 yang kini menjadi ancaman terbesar bagi pembangunan sosial ekonomi negara,” ujar Muhyiddin, Senin.
“Pemerintah akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa dampak dari tindakan ini terhadap lingkungan ekonomi negara dapat dikurangi,” tambahnya.
Muhyiddin menambahkan bahwa pemerintah tidak mengharapkan dampak upaya ini akan serupa dengan yang terjadi pada kuartal kedua tahun 2020, karena MCO saat ini telah memungkinkan lebih banyak kegiatan ekonomi beroperasi.
“Nah, dampak MCO saat ini terhadap perekonomian masih terkendali,” ujarnya.
Ia meyakini paket stimulus ekonomi, anggaran 2021, dan paket bantuan PERMAI akan terus menggenjot konsumsi.