Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Stok minyak goreng kelapa sawit di Indomaret Kemanggisan, Jakarta Barat kosong. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat produsen minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) telah memasok 351 juta liter untuk kebutuhan minyak goreng dalam negeri.

Pasokan minyak dari produsen CPO itu dalam rangka memenuhi kebijakan domestic market obligation (DMO). Sayangnya, hingga saaat ini minyak goreng masih sulit ditemukan, terutama di ritel-ritel modern.

1. Pasokan dari produsen CPO sudah melebihi angka kebutuhan nasional

Ilustrasi kelapa sawit. (IDN Times/Sunariyah)

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, I Gusti Ketut Astawa, pasokan minyak goreng tersebut sudah memenuhi angka kebutuhan dalam negeri.

"Kalau kita lihat data yang ada komitmen dari produsen CPO itu sudah mencapai 351 juta liter selama 14 hari, kebutuhan kita selama per bulan sebenarnya berkisar antara 279 sampai 300 juta liter," kata Ketut dikutip ANTARA, Selasa (1/3/2022).

2. Harusnya pasar banjir stok minyak goreng

Warga antre menunggu giliran untuk membeli minyak goreng dalam kemasan (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Menurut Ketut, dengan pasokan tersebut, seharusnya pasar-pasar di dalam negeri kebanjiran pasokan minyak dalam jangka waktu 1 bulan.

Faktanya, hingga kini masyarakat masih mengeluhkan sulit mencari minyak goreng, terutama yang dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET).

3. Kemendag temukan oknum yang timbun minyak goreng

Ilustrasi warga membeli minyak goreng kemasan saat operasi pasar murah (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Menurut Ketut, Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi dan jajaran, serta Satgas Pangan telah berupaya membongkar permasalahan yang menyebabkan pasokan minyak langka di pasaran. Dalam proses itu, ditemukan ada oknum-oknum yang sengaja menimbun minyak goreng.

"Oleh karena itu kami beserta jajaran juga sedang mencari di mana letak simpulnya ini apakah ada yang menimbun. Dan memang ada beberapa hal seperti temuan Satgas Pangan di Sumatera Utara, termasuk di Kalimantan, dan sebagainya. Ini yang teman-teman beserta tim Satgas pangan kabupaten kota dan provinsi sedang melakukan langkah-langkah evaluasi tersebut," tutur Ketut.

Tak hanya itu, aktivitas panic buying atau membeli dalam jumlah banyak yang dilakukan oleh masyarakat turut berimbas pada ketersediaan minyak goreng.

"Masyarakat kita sendiri juga karena ada informasi kekurangan ketersediaan minyak akhirnya mereka berbondong-bondong beli, bahkan satu keluarga biasanya sudah beli, besoknya beli, sorenya beli. Sehingga kadang-kadang di salah satu ritel modern dibuka langsung habis," kata dia.

Editorial Team