Ilustrasi uang/Dok. IDN Times
Pria berdarah Batak kelahiran 1956 itu, memulai karier sebagai pengusaha saat mendapatkan panggilan untuk mengerjakan proyek Tower Taman Anggrek pada 1995 lalu. Ia merintis bisnis konstruksi dari uang pesangon Rp10,8 juta dan bermodalkan kepercayaan pengusaha properti.
Kemudian, Donald Sihombing mendirikan PT Totalindo Eka Persada Tbk pada 31 Oktober 1996, atau setahun setelah mendapat proyek pembangunan konstruksi Mal Taman Anggrek yang dimiliki oleh Grup Mulia.
Dikutip dari laman SWA, Donald Sihombing memiliki hubungan yang dekat dengan Direktur Utama Bank Bali, Djoko Tjandra. Relasi itu terjalin saat Donald masih berkarier di perusahaan minyak Prancis, total.
Selama bekerja di Total, Donald pernah menangani sejumlah proyek pembangunan properti milik Grup Mulia, di antaranya Wisma GKBI di Jakarta dan Menara BRI di Surabaya, Jawa Timur, Hotel Mulia di Senayan, Jakarta.
Sederet portofolio proyek konstruksi itu merupakan hasil dari kompetensi, kerja keras, serta upaya menjunjung tinggi etika bisnis dan menjaga nama baik. Pencapaian ini dilanjutkannya dengan melaksanakan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) Totalindo pada 16 Juni 2017. Ke depan, ia ingin menggenjot kolaborasi bisnis dengan pemda atau menggarap proyek pemerintah.