Program Hilirisasi Jokowi Berkontribusi pada Kemiskinan Perempuan

Jakarta, IDN Times - Aksi! for Gender, Social and Ecological Justice menilai aktivitas pertambangan khususnya nikel sangat berkontribusi pada kerusakan lingkungan hidup serta pemiskinan perempuan, keluarga dan komunitasnya.
Perwakilan Aksi! for Gender, Social and Ecological Justice, Marhaini Nasution menilai perempuan di wilayah pertambangan menghadapi pencemaran limbah dari aktivitas tersebut. Sebab, deforestasi semakin luas, pencemaran udara, sedimentasi sisa galian tambang, penggusuran lahan produktif, dan krisis air bersih.
"Perempuan mengalami dampak terburuk dari situasi ini. Misalnya, mereka harus memastikan adanya air bersih untuk keluarga di saat terjadi krisis air, terutama untuk kesehatan anak balita dan kesehatan reproduksi mereka sendiri dengan berjalan lebih jauh untuk mendapatkan air bersih," ujar Marhaini dalam keterangan tertulis, Minggu (17/3/2024).
"Di sisi lain, lahan produktif yang menjadi sumber pangan sendiri dan ekonomi keluarga hilang digantikan dengan pertambangan nikel. Selanjutnya, penambangan nikel di beberapa wilayah memicu konflik, kekerasan dan kriminalisasi," imbuhnya.
1. Prabowo-Gibran berkomitmen melanjutkan program hilirisasi Jokowi
Marhaini memaparkan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan kebutuhan nikel kadar rendah atau limonite untuk memenuhi target manufaktur baterai kendaaraan listrik jenis NMC 811 mencapai 59.506 ton pada 2035.
Adapun proyeksi kebutuhan bijih nikel untuk baterai setrum itu naik dua kali lipat dari perkiraan permintaan pada 2025 sebesar 25.133 ton.
"Kebutuhan baterai untuk kendaraan listrik akan memicu semakin masifnya aktivitas pertambanganyang ekstraktif dan eksploitatif. Prabowo-Gibran yang saat ini unggul menurut perhitungan real count KPU, berkomitmen melanjutkan program hilirisasi Jokowi seperti yang mereka sampaikan dalam kampanye maupun saat debat publik," katanya.