Jakarta, IDN Times - Aksi! for Gender, Social and Ecological Justice menilai aktivitas pertambangan khususnya nikel sangat berkontribusi pada kerusakan lingkungan hidup serta pemiskinan perempuan, keluarga dan komunitasnya.
Perwakilan Aksi! for Gender, Social and Ecological Justice, Marhaini Nasution menilai perempuan di wilayah pertambangan menghadapi pencemaran limbah dari aktivitas tersebut. Sebab, deforestasi semakin luas, pencemaran udara, sedimentasi sisa galian tambang, penggusuran lahan produktif, dan krisis air bersih.
"Perempuan mengalami dampak terburuk dari situasi ini. Misalnya, mereka harus memastikan adanya air bersih untuk keluarga di saat terjadi krisis air, terutama untuk kesehatan anak balita dan kesehatan reproduksi mereka sendiri dengan berjalan lebih jauh untuk mendapatkan air bersih," ujar Marhaini dalam keterangan tertulis, Minggu (17/3/2024).
"Di sisi lain, lahan produktif yang menjadi sumber pangan sendiri dan ekonomi keluarga hilang digantikan dengan pertambangan nikel. Selanjutnya, penambangan nikel di beberapa wilayah memicu konflik, kekerasan dan kriminalisasi," imbuhnya.