Program Makan Siang Gratis Butuh 6 Juta Ton Beras, 4 Juta KL Susu

Jakarta, IDN Times - Program makan siang dan susu gratis yang diusung oleh pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memerlukan 6,7 juta ton beras hingga 4 juta kiloliter (KL) susu sapi.
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN), Budiman Sudjatmiko mengatakan, program makan siang gratis harus memenuhi komposisi makanan 4 sehat dan 5 sempurna.
"Program ini dalam skala penuhnya akan memerlukan hingga 6,7 juta ton beras per tahun, 1,2 juta ton daging ayam per tahun, 500 ribu ton daging sapi per tahun, 1 juta ton daging ikan per tahun, berbagai kebutuhan sayur mayur dan buah‐buahan, hingga kebutuhan 4 juta kiloliter susu sapi segar per tahun," kata Budiman dalam keterangannya, Kamis (22/2/2024).
1. Program terlihat sederhana tapi beri dampak positif di beberapa bidang
Menurut Budiman, program yang terdengar sederhana ini sebenarnya memiliki tujuan yang luar biasa akan memberikan dampak positif yang sangat strategis dalam beberapa bidang, antara lain:
- Pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang sehat dan berkualitas yang terbangun sejak dini
- Penciptaan lapangan kerja baru khususnya di sektor industri pangan dan jasa boga
- Peningkatan produksi pangan nasional
- Perbaikan tata kelola rantai pasok pangan nasional hingga berpengaruh pada kualitas pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih stabil dan mandiri.
2. Program makan gratis menyasar 82,9 juta anak sekolah
Budiman optimistis program itu 100 persen akan memberikan manfaat pada sekitar 82,9 juta anak sekolah dan pesantren seluruh Indonesia.
Dalam dokumen Visi, Misi dan Program Prabowo‐Gibran, program makan siang dan susu gratis direncanakan berlangsung secara bertahap dan ditargetkan mencapai 100 persen pada tahun 2029.
3. Format makan gratis usung kolaborasi di sektor pangan
Menurut Budiman, program ini akan dibangun dengan format kolaborasi para pemangku kepentingan di sektor industri pangan nasional. Pembelanjaan hulu, hilirisasi komoditi pangan skala kabupaten, serta konsep Collaborative Farming yang melibatkan industri pangan nasional akan mewarnai implementasi program ini.
"Desa akan diandalkan sebagai basis produksi komoditi dan bahan pangan yang dibutuhkan untuk menyediakan makan siang dan minum susu gratis," ujarnya.