Lebih lanjut, Shinta menginformasikan bahwa sesudah Swiss, lawatan diteruskan ke Belanda, Belgia dan Jerman, beberapa negara yang dikenal sangat maju ekonominya dan mitra paling menjanjikan di antara negara-negara Uni Eropa lainnya. Saat ini, nilai perdagangan ekonomi Indonesia dengan Uni Eropa tiap tahunnya mencapai sekitar 25,5 miliar dolar AS, dan ada 2,69 miliar dolar AS investasi Eropa di Indonesia di sektor jasa, manufaktur dan keuangan.
KADIN Indonesia juga mengadakan pertemuan kehormatan dengan Direktorat Jenderal Perdagangan Komisi Eropa dan Business Europe di Brussel, Belgia. Selain itu, untuk mengoptimalkan potensi kemitraan perdagangan dan ekonomi kedua belah pihak, saat ini sedang dirancang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia - Uni Eropa.
“Meskipun perdagangan terus meningkat, masih banyak peluang kerja sama antara perusahaan Eropa dan Indonesia yang dapat digali demi membawa manfaat bagi perekonomian kedua pihak. Ini eranya diversifikasi usaha dan menciptakan rantai pasok yang lebih tangguh. KADIN Indonesia siap menjembatani anggota UE untuk menjajaki peluang investasi di Indonesia,” tegas Shinta.
Shinta juga mengatakan, Indonesia dan Eropa berkolaborasi dalam mengatasi banyak tantangan global termasuk pandemik COVID-19, perubahan iklim, energi hijau, hingga pembangunan demokrasi sehingga Presidensi G20 dan B20 Indonesia menjadi momentum untuk mendorong lebih banyak kolaborasi yang bermanfaat bagi pemulihan dunia pasca pandemik.
Menurutnya, lawatan ini menjadi fondasi penting bagi B20 Indonesia dalam memperluas partisipasi para pemimpin bisnis global untuk mendorong transformasi ekonomi dunia di masa depan. Baik Arsjad maupun Shinta mengatakan, hubungan kuat dengan UE akan membantu B20 Indonesia dalam menyediakan jaringan lintas negara, terutama terkait kesempatan berbagi pengetahuan untuk menciptakan program warisan demi percepatan pemulihan ekonomi dunia. (WEB)