Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kompak memberikan pujian kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto. Momen itu terjadi saat keduanya hadir dalam groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Pabrik NPK Nitrat di kawasan industri Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat pada Selasa (23/12/2025).
Pada awalnya, Dedi bercerita tentang kondisi pertanian di zaman Soeharto. Pada saat itu, menurut dia, Soeharto kembali mengenalkan sistem irigasi pada sektor pertanian RI. Sistem tersebut dilengkapi dengan adanya Ulu-ulu, Mitra Cai, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ulu-ulu dapat diartikan sebagai pejabat desa yang pekerjaannya khusus mengurusi pengairan ke sawah dan sebagainya. Sementara Mitra Cai adalah singkatan dari Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang menjadi mitra strategis pemerintah dalam pengelolaan irigasi untuk menjamin ketersediaan air bagi pertanian, memastikan ketahanan pangan, serta pemeliharaan infrastruktur irigasi, dengan melibatkan partisipasi aktif petani lokal dalam perbaikan dan rehabilitasi jaringan irigasi.
Adapun PPL merupakan pegawai fungsional yang bertugas mendampingi, mendidik, memotivasi, dan membimbing petani serta keluarganya di tingkat pedesaan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraan mereka melalui penerapan teknologi pertanian baru, informasi, dan manajemen usaha yang lebih baik.
Dedi menilai, saat ini keberadaan Ulu-ulu, Mitra Cai, dan PPL tidak bisa membantu petani khususnya di sektor irigasi. Ulu dan Mitra Cai disebut Dedi telah berusia rata-rata 70 tahun, sedangkan PPL hanya datang ke sawah kemudian mengambil foto untuk dijadikan laporan dan kembali ke kantor.
"Zaman Pak Harto waktu itu PPL-nya hadir di sawah, motornya lengkap, gajinya cukup, idola para wanita, wakernya ada, ulu-ulunya ada, mitra cainya ada, ditambah lagi tradisi bersyukurnya para petani," tutur Dedi.
