Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. IDN Times/Hana Adi Perdana
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. IDN Times/Hana Adi Perdana

Jakarta, IDN Times - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan alasan dipilihnya Bandara Kertajati, Jawa Barat sebagai tempat untuk mendarat pesawat Garuda Indonesia yang memulangkan 69 WNI yang menjadi anak buah kapal Diamond Princess dari Yokohama, Jepang, karena memiliki pergerakan pesawat yang belum terlalu banyak.

"Movement di sini paling sedikit, jadi sangat memungkinkan untuk dilakukannya pendaratan di sini. Kemudian, penerbangan terakhir di Bandara Kertajati yaitu jam 9 malam, sementara pendaratan pesawat Garuda yang membawa 69 WNI sekitar pukul 23.00 WIB,” katanya melalui keterangan tertulisnya, Minggu (1/3).

1. Pesawat yang mengangkut WNI dari kapal Diamond Princess akan disterilisasi di Kertajati

(Pesawat yang mengangkut 68 WNI anak buah kapal (ABK) Diamond Princess dari Yokohama, Jepang terkait penyebaran virus Corona rencananya akan mendarat di Bandara Kertajati, Minggu (1/3/2020) ANTARA FOTO/Dedhez Anggar

Menhub mengatakan, Bandara Kertajati memiliki tempat yang luas, sehingga tidak akan mengganggu lalu lintas penerbangan.

"Kedua, tempatnya luas. Jadi selama 3 hari, pesawat itu tidak bergerak dari tempatnya karena ada sterilisasi oleh Kementerian Kesehatan. Kalau di tempat (Bandara) lain, tempatnya penuh semua," tambahnya.

2. 691 WNI akan mendarat pukul 23.00 WIB

Ilustrasi penerbangan (IDN Times/Uni Lubis)

Sebanyak 691 WNI tersebut akan mendarat di Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, Majalengka pada malam ini sekitar pukul 23.00 WIB.

Pesawat Garuda membawa 92 orang dengan rincian 69 ABK Diamond Princess di antaranya 2 wanita dan 67 pria, serta didampingi oleh 11 kru dan 12 tim pendamping.

3. 69 WNI akan diangkut menggunakan 5 bus RSPAD

Evakuasi WNI ABK Diamond Princess di Jepang (KBRI Tokyo)

Rencananya, setelah mendarat di Bandara Kertajati ke 69 WNI akan diangkut menggunakan 5 bus RSPAD Gatot Subroto menuju ke PLTU Indramayu milik PT PLN, kemudian dievakuasi menggunakan KRI Suharso dari dermaga PLTU Indramayu ke Pulau Sebaru untuk karantina kesehatan selama 28 hari.

Editorial Team