Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20251008_190515.jpg
Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Purbaya Yudhi Sadewa di Kantor LPS, Jakarta, Rabu (8/10/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Intinya sih...

  • Danantara tidak boleh lindungi praktik-praktik buruk di tubuh BUMN. Purbaya menegaskan punya kuasa untuk melakukan tindakan jika menemukan hal-hal tersebut.

  • Purbaya memaksa para bank untuk mampu menyalurkan uang tersebut tanpa membeli dolar dan justru memberikan keuntungan ke konglomerat.

  • Purbaya pun jadi rajin menyambangi bank-bank himbara yang mendapatkan dana Rp200 triliun untuk memastikan penyaluran dan penggunaan dana.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, jabatan Bendahara Negara yang kini diembannya punya kuasa sangat besar. Sebagai Menkeu, Purbaya bisa langsung turun tangan menindak kementerian/lembaga (K/L) yang nakal, bahkan termasuk Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.

Hal tersebut disampaikan Purbaya ketika rapat dengan Komite IV DPD RI. Ketika itu Purbaya berbicara tentang kebijakannya menempatkan dana Rp200 triliun di bank-bank milik negara alias Himbara. Purbaya juga mengunjungi bank-bank anggota Himbara guna memastikan dana itu dimanfaatkan dengan baik untuk perekonomian domestik.

Adapun Himbara kini ada di bawah Danantara dan Purbaya sebagai Menkeu merupakan Anggota Dewan Pengawas Danantara sehingga dirinya punya kuasa terhadap bank-bank tersebut, termasuk memberikan masukan.

"Saya wakil itu ya, Anggota Dewan Pengawas Danantara karena di situ juga kita bisa memberikan masukan yang kencang sekali dan Danantara juga harus bayar pajak kan. Kalau macam-macam, (bisa) kita sikat juga Danantara," ujar Purbaya dikutip Rabu (5/11/2025).

1. Danantara tidak boleh lindungi praktik-praktik buruk di tubuh BUMN

Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Purbaya Yudhi Sadewa di Kantor LPS, Jakarta, Rabu (8/10/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Pernyataan Purbaya itu disampaikan jika Danantara melindungi praktik-praktik buruk di tubuh BUMN, termasuk bank-bank pelat merah. Purbaya menegaskan punya kuasa untuk melakukan tindakan jika menemukan hal-hal tersebut.

"Kalau mereka melindungi praktik-praktik yang jelek, jadi Menteri Keuangan lumayan berkuasa, rupanya saya baru tahu juga. Lucu-lucu, senang-senang juga sih," kata dia.

2. Cara agar perbankan menyalurkan uangnya

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Eks Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) tersebut kemudian mengungkapkan alasannya menempatkan dana di perbankan adalah untuk mendorong bank-bank tersebut menyalurkan uangnya.

Sejalan dengan itu, Purbaya juga memaksa para bank untuk mampu menyalurkan uang tersebut tanpa membeli dolar dan justru memberikan keuntungan ke konglomerat.

"Itu yang saya paksa sebetulnya, perbankan menyalurkan uang itu dengan keterampilan mereka sendiri. Malah saya gak ikut campur, kenapa? Tapi yang jelas gak boleh beli dolar, gak boleh kasih konglomerat. SBN juga gak boleh, kalau gak muter-muter aja ke saya. Jadi mereka kan, kan kita tau perbankan sebenarnya pintar," tutur dia.

3. Alasan Purbaya sambangi bank-bank Himbara

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Purbaya pun menyampaikan, kadangkala perbankan malas untuk berinovasi dan memilih untuk menempatkan uangnya di SBN. Oleh karena itu, Purbaya pun jadi rajin menyambangi bank-bank himbara yang mendapatkan dana Rp200 triliun.

"Saya kadang-kadang kan datang tuh ke bank-bank itu. Saya cuma tanya, saya pernah ke BNI sama Mandiri. Uangnya ke mana? Penyalurannya berapa? Anda beli dolar apa gak?" kata Purbaya.

"Dia gak ada yang ngaku beli dolar sih, tapi saya yakin beli dikit-dikit lah. Tapi kalau ketahuan, mereka gak bisa lari. Ya walaupun saya nggak punya kekuasaan langsung di perbankan itu, itu kan di bawah Danantara sekarang," sambungnya.

Editorial Team