PT Pupuk Indonesia (Persero) terus meningkatkan kapasitas para petani melalui Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (MAKMUR), yang hingga kuartal I tahun ini telah melibatkan 128 ribu peserta dan menjangkau 151 ribu hektare lahan. (Dok.Istimewa).
Sebagai bagian dari revitalisasi, Pupuk Indonesia melalui PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) telah memulai pembangunan Pabrik Pusri IIIB. Ditargetkan selesai pada 2027, pabrik baru ini akan menggantikan pabrik lama dan menghadirkan infrastruktur modern dengan konsumsi gas lebih efisien, turun dari 32 MMBTU menjadi 21,7 MMBTU per ton urea. Efisiensi tersebut diperkirakan dapat menghemat biaya produksi hingga Rp1,5 triliun per tahun.
“Sekarang kami sedang membangun satu pabrik bernama Pusri IIIB yang akan menggantikan pabrik lama
Dari 15 pabrik urea yang dimiliki Pupuk Indonesia, delapan di antaranya telah beroperasi lebih dari 30 tahun. Kondisi ini membuat rata-rata konsumsi gas untuk memproduksi 1 ton urea mencapai 28 MMBTU, lebih tinggi dibandingkan standar global. Bahkan, khusus untuk delapan pabrik yang berusia di atas 30 tahun, konsumsi gas rata-rata mencapai 32,2 MMBTU per ton.
“Untuk urea, saat ini rasio konsumsi energi kami sangat tinggi, rata-rata 28 MMBTU per ton,” jelas Rahmad.