Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-08-25 at 12.13.15.jpeg
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam launching QRIS Antarnegara Indonesia - Jepang. (Dok/Triyan).

Intinya sih...

  • QRIS Lintas Negara antara Indonesia dan Jepang memungkinkan wisatawan melakukan pembayaran langsung lewat smartphone tanpa menukar mata uang.

  • Pengguna aplikasi pembayaran domestik di Indonesia sudah dapat menggunakan QRIS di 35 merchant di Jepang, dengan target jumlah merchant akan terus bertambah.

  • Kedua negara juga mempererat kerja sama dalam bidang keuangan melalui skema Local Currency Transaction (LCT) untuk mendorong perdagangan dan investasi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Bank Indonesia mencatat, sekitar 500.000 wisatawan dari Indonesia dan Jepang yang saling berkunjung setiap tahunnya, kini bisa menikmati kemudahan bertransaksi cukup dengan memindai QR code.

Kemudahan ini hadir seiring dengan peluncuran QRIS Lintas Negara antara Indonesia dan Jepang, yang memungkinkan wisatawan melakukan pembayaran langsung lewat smartphone, tanpa perlu menukar mata uang.

"Sekarang sebanyak 500.000 wisatawan dari Indonesia dan Jepang, mereka tidak perlu tukar mata uang ke rupiah dan yen. Saat ini yang mereka butuhkan, cukup ponsel. Apa yang mereka butuhkan? Hanya smartphone. Ke Okachimachi, ke Shinjuku, ke Shibuya, ke mana pun, ke restoran, cukup gunakan QR," kata Perry dalam acara High Level Campaign LCT & Launching QRIS Cross Border Indonesia-Jepang, Senin (25/8/2025).

Peluncuran resmi penggunaan QRIS di Jepang telah dilakukan pada 17 Agustus 2025, bertepatan dengan HUT ke-80 RI, namun implementasi transaksinya mulai efektif hari ini.

1. QR sudah bisa digunakan di 35 merchant

Ilustrasi QRIS (bi.go.id)

Pada tahap awal, pengguna aplikasi pembayaran domestik di Indonesia sudah dapat menggunakan QRIS di 35 merchant di Jepang yang bekerja sama dengan Payments Japan Association (PJA) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). BI menargetkan jumlah merchant ini akan terus bertambah guna meningkatkan kenyamanan wisatawan Indonesia selama berada di Jepang.

Sebaliknya, wisatawan asal Jepang juga akan dapat bertransaksi di Indonesia dengan memindai QRIS menggunakan aplikasi pembayaran dari negara mereka. Hal ini menjadi bagian dari upaya perluasan konektivitas sistem pembayaran antarnegara dalam mendukung pariwisata dan pertumbuhan ekonomi digital di kawasan.

"Ini adalah bukti hubungan ekonomi yang lebih erat melalui digital, sebuah babak baru, era baru digital," ujarnya.

2. Bisa transaksi dengan mudah tanpa khawatir perbedaan bahasa

Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Ueda Hajime. (Dok/Triyan).

Pada kesempatan yang sama, Perwakilan dari Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia Ueda Hajime mengatakan langkah peluncuran QR ini merupakan bagian dari komitmen kedua negara dalam mempermudah transaksi digital bagi masyarakat, termasuk wisatawan, pekerja migran, dan pelajar.

“Dengan diperkenalkannya pembayaran lintas batas ini, saya berharap mereka dapat menggunakan metode pembayaran yang sudah dikenal tanpa khawatir akan perbedaan bahasa atau mata uang,” beber Ueda.

3. Ada 150 ribu warga Indonesia yang berada di Jepang

ilustrasi belanja (pexels.com/MaxFischer)

Ia menjelaskan saat ini, terdapat sekitar 150.000 warga Indonesia yang berada di Jepang sebagai peserta magang teknis dan pekerja terampil khusus. Selain itu, jumlah mahasiswa Indonesia di Jepang meningkat dua kali lipat dalam satu dekade terakhir.

Dengan kehadiran sistem pembayaran lintas negara, diharapkan mereka dapat lebih mudah mengakses layanan, berbelanja, dan menjalani aktivitas sehari-hari. Tak hanya QR lintas negara, kedua negara juga mempererat kerja sama dalam bidang keuangan melalui skema Local Currency Transaction (LCT), sebuah mekanisme yang memungkinkan transaksi antara rupiah dan yen dilakukan secara langsung tanpa perantara mata uang negara ketiga seperti dolar AS.

Sejak pertama diterapkan pada Agustus 2020, LCT terus mengalami perluasan. Selain menekan biaya konversi valuta asing, skema ini diharapkan mampu mendorong aktivitas bisnis, memperkuat perdagangan bilateral, dan menarik lebih banyak investasi langsung.

“QR lintas batas akan berfungsi sebagai infrastruktur penting dalam pertukaran antarmasyarakat, sementara LCT akan mendorong perdagangan dan investasi. Keduanya memainkan peran penting dalam memperdalam hubungan bilateral antara Jepang dan Indonesia,” kata dia.

Editorial Team