Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo memamerkan lonjakan nilai ekspor nikel setelah penghentian ekspor bijih mentah pada 2021. Semula, nilai ekspor hanya 3 miliar dolar AS atau setara Rp45 triliun per tahun.
Namun, setelah kebijakan tersebut diterapkan, nilai ekspor melonjak tajam menjadi Rp340 triliun pada 2021, dan terus meningkat hingga mencapai Rp520 triliun pada 2023.
"Ada yang menyampaikan pada saya, 'Pak, itu yang untung kan perusahaan Pak, rakyat dapat apa?'," ujar Jokowi saat membuka Kongres ISEI & Seminar Nasional 2024, Surakarta, Kamis (19/9/2024).
"Jangan keliru kita pungut pajak dari sana, pajak perusahaan, pajak karyawan, bea ekspor, pajak ekspor, bea keluar, belum PNBP-nya/penerimaan negara bukan pajak, sangat besar sekali," sambungnya.