Rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini. (Dokumentasi Universitas Paramadina)
Ekonom senior sekaligus Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini, menyinggung gaya bicara Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Dia menekankan posisi Menkeu bukan hanya soal menguasai angka, tetapi harus tampil sebagai politikus profesional (pro-politician) dan teknokrat yang berjiwa negarawan (techno-politician).
"Jadi bukan hanya dia menguasai data-data dan angka, kemudian mengatakan saya bisa menyelesaikan. Tetapi dia punya empati, punya rasa terhadap situasi," katanya dalam diskusi daring, Rabu (10/9/2025).
Didik menyinggung pernyataan Purbaya terkait tuntutan rakyat 17+8 yang sebelumnya menuai sorotan publik. Dia menegaskan respons terhadap tuntutan tersebut tidak boleh dilakukan sembarangan.
Menurut Didik, situasi kelas menengah saat ini justru berantakan, karena jumlahnya menurun dari 57 juta menjadi 48 juta orang. Padahal kelompok tersebut selama ini menjadi motor penggerak ekonomi.
Dia juga mengingatkan kondisi masyarakat di sekitar garis kemiskinan semakin rentan. Apalagi, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) angka garis kemiskinan nasional Indonesia adalah Rp600 ribu per orang per bulan.
"Sehingga merespons 17+8 tidak boleh sembarangan. Karena memang yang berantakan turun ke bawah," ujarnya.