Jakarta, IDN Times - Seiring dengan kemajuan teknologi, MRT Jakarta terus mengebut proses digitalisasi. Salah satu yang terus dikembangkan yaitu pembayaran dengan sistem server based atau berbasiskan aplikasi.
MRT sendiri memiliki aplikasi bernama MyMRTJ. Aplikasi yang sudah digunakan sejak 2022 lalu itu, bakal terus dikembangkan hingga 2028 mendatang.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Mega Tarigan mengatakan transisi digital ini mengikuti pola perilaku pengguna di mana mayoritas semua kehidupannya berkutat di telepon seluler.
"Kalau sekarang, orang kalau ketinggalan dompet, gak masalah. Tapi, kalau yang tertinggal telepon seluler, maka mereka pasti balik lagi untuk ambil itu," ujar Mega ketika memberikan pemaparan terkait operasional MRT secara terbatas di Gedung Transport Hub, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
IDN Times termasuk media yang terpilih untuk mengikuti pemaparan tersebut. Ia mengatakan dengan adanya peralihan digital itu, maka PT MRT Jakarta memutuskan untuk tidak lagi mengeluarkan kartu jelajah berganda atau multi trip ticket (MTT) mulai 1 Januari 2024 lalu. Namun, bagi penumpang yang sudah memiliki kartu MTT bisa digunakan hingga Oktober 2024 mendatang.
Sebagai gantinya, maka MRT mengeluarkan mode pembayaran dengan QR code. "Karena MTT dan STT sudah sunset (tak lagi dipakai), penggantinya apa nih? Jangan sampai pelanggan kesulitan untuk beli-beli tiket. Terutama mereka yang bukan commuting, jadi kami berikan printed QR code," tutur dia.
"Tetapi, bisa juga beli tiket menggunakan mesin pembelian tiket yang mana nanti yang keluar QR code yang sudah dicetak di secarik kertas. QR code ini tersedia di aplikasi atau dicetak fisik," katanya lagi.