Teknologi pengurangan emisi gas suar. (dok. ARTekhno)
Direktur ARTekhno, Daymas Arangga Radiandra, mengatakan pihaknya telah mengurangi ukuran dan kompleksitas pengolahan gas suar dengan mendekatkan pada sumber gas di industri migas.
Dengan kapasitas penanganan terendah hingga 0,4 MMSCFD, akan lebih besar membuka peluang pemanfaatan gas yang tidak bermanfaat menjadi LNG (liquefied natural gas) yang layak.
"ARTekhno merancang LNG berskala mikro berbasis skid-mount yang membuatnya menjadi lebih mudah dipasang, dan dipindah-pindah tempat sesuai dengan kebutuhan," kata Daymas dikutip dari keterangan resmi, Jumat (6/10/2023).
Daymas menjelaskan ada tiga prinsip pengoperasian yang dilakukan oleh ARTekhno dalam menghasilkan LNG dari gas suar. Pertama, pra-perawatan gas dengan menghilangkan kotoran dari umpan seperti air, karbon dioksida, senyawa belerang, dan hidrokarbon yang berat.
Kedua, tahap pendinginan dan pencairan yang dilakukan dengan mendinginkan gas alam dengan menggunakan siklus pendingin campuran, lalu masuk ke penukar panas cryogenic untuk selanjutnya didinginkan hingga menjadi cair.
Ketiga, LNG yang dihasilkan disimpan ke dalam tangki penyimpanan dengan menjaga suhu tetap rendah untuk selanjutnya dimuat ke dalam tangki truk atau kapal.
Untuk memanfaatkan gas suar menjadi ramah lingkungan, ARTekhno bekerja sama dengan Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan PetroChina Jabung International Limited (PCJL).