Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-12-05 at 14.14.20.jpeg
Konferensi Pers Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto bersama JETP. (IDN Times/Triyan).

Intinya sih...

  • Transisi energi menjadi pilar utama dalam strategi pembangunan jangka panjang Indonesia, fokus pada ekonomi hijau dan keberlanjutan lingkungan.

  • Tujuan utama transisi energi adalah mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan target pertumbuhan 8 persen pada tahun 2029.

  • Ada dua studi terkait JETP. United Kingdom menyampaikan dua studi terkait Just Transition Framework untuk memperkuat transisi energi Indonesia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Indonesia telah mencapai tonggak penting dalam upayanya untuk mewujudkan transisi energi berkelanjutan dengan menerima komitmen pendanaan sebesar 21,4 miliar dolar AS atau setara dengan Rp356 triliun melalui skema Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (Just Energy Transition Partnership / JETP). Angka ini meningkat 1,4 miliar dolar AS dibandingkan dengan komitmen pendanaan awal yang berjumlah 20 miliar dolar AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan, dana 21,4 miliar dolar AS ini berasal dari dua sumber utama: 11,4 miliar dolar AS dari International Partner Group (IPG) dan 10 miliar dolar AS dari Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).

"Komitmen dana dari JETP ini mencerminkan kepercayaan besar dari komunitas internasional terhadap proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia," kata Airlangga dalam konferensi pers di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (5/12/2025).

1. Transisi energi jadi strategi pembangunan jangka panjang

Ilustrasi transisi energi

Transisi energi kini menjadi salah satu pilar utama dalam strategi pembangunan jangka panjang Indonesia, yang berfokus pada pencapaian ekonomi hijau dan keberlanjutan lingkungan.

Tujuan utama dari transisi energi ini adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dengan target pertumbuhan 8 persen pada tahun 2029. Target ini akan menjadi landasan penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

2. Ada dua studi terkait JETP

Ilustrasi transisi energi dengan solar panel (pexels.com/Los Muertos Crew)

Selain itu, United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland juga berperan dalam memperkuat transisi energi Indonesia dengan menyampaikan dua studi terkait Just Transition Framework.

"Studi-studi tersebut memberikan langkah-langkah konkret untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan memastikan proses transisi ini dapat dijalankan secara inklusif dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat," ujar Airlangga.

3. Pemerintah perkuat komitmen transisi energi dengan pengajuan SNDC

ilustrasi transisi energi (Pixabay.com)

Di sisi lain, pemerintah memperkuat komitmennya dalam transisi energi dengan mengajukan Second Nationally Determined Contribution (SNDC) yang mencakup kebutuhan pembiayaan sekitar 472 miliar dolar AS hingga tahun 2030.

Transisi energi ini tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah, melainkan membutuhkan kemitraan global yang erat serta dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat.

“Hingga November 2025, Indonesia telah berhasil memobilisasi 3,1 miliar dolar AS melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP). Selain itu, 5,5 miliar dolar AS lainnya sedang dalam proses negosiasi untuk mendanai proyek-proyek konkret yang diharapkan memberikan dampak signifikan dalam transisi energi,” ujar Airlangga.

Tak hanya itu, pemerintah menyoroti dua proyek prioritas yang diharapkan memberi progres dan dampak besar dalam transisi energi Indonesia. Kedua proyek tersebut, yaitu Green Energy Corridor Sulawesi (GECS) dan program dedieselisasi, mendapat perhatian khusus dari mitra internasional dan memerlukan dukungan kuat antara pemerintah, lembaga keuangan, dan industri untuk memastikan implementasi yang sukses.

Editorial Team