Paparan riset industri kedai kopi 2020 oleh Toffin Indonesia (Dok. Istimewa)
Vice President Sales and Marketing Toffin Indonesia Nicky Kusuma menuturkan bahwa selama ini, belum ada riset atau penelitian tentang industri kedai kopi di Indonesia. Dia berharap riset ini menjadi panduan bagi pelaku bisnis kedai kopi di Indonesia.
"Kami sangat bangga bisa menjadi pihak pertama yang merilis riset ini, bekerja sama dengan SWA Media Group, dan semoga riset ini memberikan rekomendasi serta referensi yang relevan bagi para pebisnis kedai kopi," ucap Nicky.
Head Of Marketing Toffin, Ario Fajar menambahkan bahwa riset ini sangat penting karena bisa menjadi landasan bagi pelaku atau calon pebisnis kedai kopi untuk membangun dan mengembangkan usahanya.
"Toffin mendukung para pelaku usaha kedai kopi di Indonesia dengan riset ini, agar bisnis mereka bisa bertahan dan berkompetisi. Para pelaku bisnis perlu tahu apa yang sedang tren, bagaimana peta persaingannya, seperti apa proyeksi bisnis ke depannya," ucap Ario.
Riset tersebut menemukan sejumlah hal yaitu:
- Kebiasaan (budaya) nongkrong sambil ngopi.
- Meningkatnya daya beli konsumen, tumbuhnya kelas menengah, dan harga RTD Coffee di kedai modern yang lebih terjangkau.
- Dominasi populasi anak muda Indonesia (Generasi Y dan Z) yang menciptakan gaya hidup baru dalam mengonsumsi kopi.
- Kehadiran media sosial yang memudahkan pebisnis kedai kopi melakukan aktivitas marketing dan promosi.
- Kehadiran platform ride hailing (Grabfood dan Gofood) yang memudahkan proses penjualan.
- Rendahnya entries barriers dalam bisnis kopi yang ditunjang dengan ketersediaan pasokan bahan baku, peralatan (mesin kopi), dan sumber daya untuk membangun bisnis kedai kopi.
- Margin bisnis kedai kopi yang relatif cukup tinggi.