Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan data inflasi AS terbaru memberi kelegaan setelah Federal Reserve (The Fed)memangkas suku bunga.
Namun, inflasi tetap tinggi, membatasi pemangkasan suku bunga The Fed lebih lanjut pada 2025. Pasar memperkirakan pemangkasan pertama suku bunga pada Juni dengan dua kali pemangkasan sepanjang tahun, menurut CME FedWatch Tool.
Data Departemen Perdagangan AS menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), indikator inflasi utama Fed, naik 0,1 persen pada November, lebih rendah dari 0,2 persen pada Oktober.
Secara tahunan, PCE meningkat 2,4 persen hingga November, sedikit di bawah ekspektasi 2,5 persen. Inflasi inti, tidak termasuk makanan dan energi, tetap 2,8 persen, di atas target Fed sebesar 2 persen.
Ibrahim menyebut pasar mencermati kemungkinan penutupan pemerintahan AS jika Kongres gagal menyetujui RUU anggaran sebelum Jumat malam.
"Pasar sedang menunggu rincian tentang langkah-langkah stimulus baru di Tiongkok, karena laporan terkini menunjukkan Beijing akan meningkatkan stimulus fiskal pada tahun mendatang. Negara ini merupakan importir tembaga terbesar di dunia," ujarnya.