Meski demikian, pelaku pasar masih akan menunggu realisasi kebijakan pemangkasan suku bunga The Fed pada bulan ini. Terlebih, pasar berekspektasi The Fed akan melakukan pemangkasan sebesar 25 basis poin.
"Ekspektasi ini menahan pelemahan rupiah. Janji stimulus pemerintah China juga akan memberikan sentimen positif ke aset di emerging market sehingga pelemahan rupiah menjadi tertahan," ujar Ariston.
"Dengan demikian rupiah masih akan bertahan di bawah Rp15.900 per dolar AS dengan potensi penguatan ke arah Rp15.830 per dolar AS," lanjutnya.
Sementara itu, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat oleh survey yang menunjukkan sentimen bisnis AS yang membaik.
"Kemudian investor juga mengantispasi data inflasi AS malam ini yang diperkirakan akan naik dari 2.6 persen ke 2.7 persen YoY. Sehingga rupiah akan berada di kisaran Rp15.850 per dolar AS hingga Rp15.950 per dolar AS," kata Lukman.