Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi uang dolar Amerika (IDN Times/Mela Hapsari)
ilustrasi uang dolar Amerika (IDN Times/Mela Hapsari)

Intinya sih...

  • Rupiah menguat 51 poin di awal perdagangan Senin.
  • Rupiah mengalami penguatan terbesar dibandingkan mata uang lainnya.
  • Indeks dolar AS menurun karena kebijakan tarif impor Presiden Trump dan pembicaraan perdamaian Rusia-Ukraina.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pergerakan rupiah di pasar spot menguat di awal perdagangan  Senin (17/2/2025). Mata uang Garuda dibuka pada level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 51 poin atau 0,31 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya di level Rp16.251 per dolar AS.

1. Rupiah paling kuat di Asia

Hingga pukul 09.20 WIB, rupiah tercatat mengalami penguatan paling besar dibandingkan mata uang lainnya, dengan rincian sebagai berikut:

  • Bath Thailand menguat 0,03 persen 
  • Ringgit Malaysia menguat 0,17 persen 
  • Yuan China menguat 0,03 persen 
  • Rupee India menguat 0,09 persen 
  • Won Korea menguat 0,11 persen 
  • Dolar Taiwan menguat 0,01 persen 
  • Dolar Singapura menguat 0,03 persen 

2. Pelaku pasar khawatirkan kebijakan kenaikan tarif Trump

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan indeks dolar AS pagi ini terlihat menurun dan sudah berada di kisaran 106.67 pagi. 

"Laju indeks dolar AS lebih rendah dibandingkan posisi di Jumat pagi yang masih di atas kisaran 107," ujar Ariston saat dihubungi, Senin (17/2/2025).

Indeks dolar AS yang menurun disebabkan oleh pelaku pasar masih mencermati kebijakan kenaikan tarif impor Presiden Trump yang mengindikasikan kemungkinan penundaan implementasi kebijakan tersebut.

"Pemerintahan AS terlihat tidak mau terlalu gegabah menerapkan kebijakan tarif baru dan membuka ruang negosiasi," ujar Ariston.

3. Rupiah berpeluang menguat hari ini

Selain itu, pembicaraan perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang dimediasi oleh Trump juga memberikan sentiment positif ke pasar.

Data AS, yaitu penjualan ritel month to month Januari yang dirilis di Jumat malam menunjukkan penurunan 0,9 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penyusutan ini memberikan sentiment negatif ke dolar AS.

"Potensi penguatan rupiah terhadap dolar AS masih ada, ke arah kisaran support di sekitar Rp16.190 per dolar AS hari ini dentan peluang resisten di kisaran Rp16.300 per dolar AS," ungkapnya. 

Editorial Team