Meskipun efek implementasi tarif baru tersebut menekan dolar AS, bukan berarti nilai tukar emerging market akan leluasa menguat terhadap dolar AS.
"Nilai tukar emerging market masih berpeluang melemah terhadap dolar AS karena status aset di emerging market adalah aset berisiko," jelasnya.
Menurut dia, kenaikan tarif ini bisa menimbulkan perang dagang yang artinya bisa menyusutkan transaksi perdagangan global sehingga bisa mengganggu perekonomian negara-negara emerging markets.
"Hari ini ada potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS ke area Rp16.500 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp16.400 per dolar AS," tegasnya.