Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dolar AS (Pixabay.com/geralt)
ilustrasi dolar AS (Pixabay.com/geralt)

Jakarta, IDN Times - Pergerakan kurs rupiah di pasar spot menguat pada akhir perdagangan, Rabu (6/3/2024). Rupiah ditutup di level Rp14.705 per dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, laju rupiah menguat 66 poin atau 0,42 persen dibandingkan penutupan Jumat (1/3/2024) di level Rp15.771 per dolar AS. 

1. Mata uang di kawasan Asia bergerak menguat

Adapun hingga pukul 15.14 WIB, mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak variatif. Rinciannya peso Filipina menguat 0,18 persen, ringgit Malaysia menguat 0,08 persen, bath Thailand menguat 0,31 persen, dolar Singapura menguat 0,11 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,02 persen dan yen Jepang menguat 0,33 persen.

Selanjutnya yuan China melemah 0,04 persen, rupee India melemah 0,01 persen, won Korea melemah 0,01 persen, dan dolar Taiwan melemah 0,01 persen.

2. Pasar menunggu pernyataaan Jerome Powell

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibidi mengatakan pergerakan rupiah hari ini disebabkan oleh pasar menunggu kesaksian dua hari dari Ketua Fed Jerome Powell, yang dimulai pada hari Rabu, untuk mengetahui isyarat lebih lanjut mengenai suku bunga AS.

Powell diperkirakan akan mempertahankan retorika hawkishnya dan memberikan sedikit isyarat mengenai penurunan suku bunga, terutama karena inflasi AS masih stagnan.

3. The Fed tidak akan buru-buru pangkas suku bunga

Adapun beberapa pejabat The Fed juga memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir bahwa The Fed tidak terburu-buru untuk mulai memangkas suku bunganya.

Meskipun ada ketidakpastian menjelang pertemuan Powell, sebagian besar pedagang tetap mempertahankan taruhan mereka bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Juni, menurut alat CME Fedwatch.

"Selain Powell, fokus minggu ini juga tertuju pada data nonfarm payrolls untuk bulan Februari. Angka ketenagakerjaan AS untuk bulan Februari berpotensi mengguncang pasar pada hari Jumat. Para ekonom memperkirakan perekrutan tenaga kerja melambat pada bulan lalu, namun jumlah yang lebih besar dari perkiraan dapat menambah kenaikan dolar tahun ini," jelasnya. 

Editorial Team