Ilustrasi Uang. (IDN Times/Ita Malau)
Di sisi lain, dalam kurun waktu dua hari terakhir kurs rupiah terus mengalami pelemahan tipis atau tidak lebih dari 10 poin.
Hal tersebut kata Ibrahim tak terlepas dari stress test yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dalam kurun beberapa waktu terakhir.
"Stress test yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukan hasil, dimana tapering yang kemungkinan akan dilakukan Fed pada November 2021 akan memberi dampak yang jauh lebih kecil dari taper tantrum pada 2013," kata dia.
Ibrahim pun menambahkan, ada beberapa alasan yang menyebabkan stress test akan berhasil di antaranya semakin jelasnya komunikasi Fed kepada investor, media, dan masyarakat mengenai rencana tapering yang diterima dengan sangat baik oleh pasar.
"Ini bisa terlihat dari indikator tingkat suku bunga obligasi Negeri Paman Sam yang tidak naik secara signifkan pada saat ini," ucapnya.\
Atas dasar tersebut, Ibrahim meyakini bahwa mata uang rupiah bakal dibuka pada level yang fluktuatif esok hari, tapi ditutup dalam kondisi menguat.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. Namun, ditutup menguat terbatas pada rentang Rp14.230-Rp14.290," tutur dia.