Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Uang (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup menguat 155 poin atau 1,1 persen menjadi Rp13.895 per dolar AS. Menguatnya rupiah tidak lepas dari sentimen data inflasi Desemeber 2020 yangd dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2020 sebesar 0,45 persen.

"Inflasi ini lebih besar dari 0,28 persen pada November 2020 dan 0,34 persen pada Desember 2019. Ini menandakan positif karena konsumsi masyarakat sudah kembali menggeliat," kata Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/1/2020).

Tidak hanya karena inflasi, ada sejumlah faktor yang membuat rupiah ditutup menguat hari ini.

1. Distribusi vaksin dan kepercayaan masyarakat yang mulai meningkat

Ibrahim mengatakan, pendistribusian vaksin ke 34 Provinsi juga mendorong penguatan rupiah. Niat baik pemerintah ini membawa pelaku pasar kembali masuk ke pasar finansial dalam negeri. "Karena bukti sudah bisa diperlihatkan dan Pemerintah begitu cepat dan tanggap tentang penanganan COVID-19 ini," kata Ibrahim.

Selain itu, tingkat kepercayaan masyarakat meningkat terhadap sikap Pemerintah yang cepat tanggap, sigap dan tegas walaupun secara bersamaan Pemerintah DKI Jakarta masih memperpanjang PSBB-Transisi sampai 17 Januari 2021.

"Namun masyarakat tidak panik dan sudah terbiasa dengan kondisi saat ini. Yang terpenting protokol kesehatan terus di jaga, dengan menjaga jarak, memakai masker dan cuci tangan," kata Ibrahim menambahkan.

2. Sentimen eksternal yang menguatkan rupiah

Editorial Team

Tonton lebih seru di