Rupiah bisa saja menguat lebih tinggi. Namun sentimen internal tingginya COVID-19 justru menghalangi potensi rupiah. Ibrahim memprediksi kasus COVID-19 di Indonesia belum akan selesai meski ada vaksin dan langkah pemerintah yang membatasi Warga Negara Asing (WNA) kecuali pejabat negara setingkat menteri yang boleh masuk ke Indonesia.
"Ini membuktikan bahwa penyebaran pandemik COVID-19 di tahun 2021 belum bisa teratasi walaupun vaksin sudah ditemukan. Karena COVID-19 masih terus meningkat, maka ada wacana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengambil langkah kebijakan emergency brake atau rem darurat usai libur tahun Baru 2021," paparnya.
Wacana rem darurat ini membuat pelaku pasar khawatir, karena dengan kebijakan tersebut pemerintah DKI Jakarta akan menerapkan pembatasan jam operasional dan pembatasan ruang gerak bagi masyarakat, sehingga di tahun depan akan lebih suram lagi bagi ondisi perekonomian di DKI Jakarta karena aktivitas ekonomi semakin terbatas dan stagnan.
"Apabila kondisi ini terjadi dan wacana tersebut di berlakukan akibat COVID-19 yang terus meningkat maka proyeksi pertumbuhan ekonomi yang sudah digadang-gadang oleh pemerintah sebesar 5 persen hingga 5,5 persen kemungkinan akan sulit tercapai bahkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 3 persen pun sangat sulit," kata Ibrahim.