Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS yang melemah hari ini karena pasarmemperkirakan peluang sebesar 52,1 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, naik dari ekspektasi kemarin mengenai peluang sebesar 47 persen.
"Pergeseran ekspektasi ini terjadi setelah data indeks manajer pembelian menunjukkan pada hari Senin bahwa aktivitas manufaktur AS menyusut untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Mei," ujarnya.
Sementara itu, data PMI, yang dirilis hanya beberapa hari setelah data produk domestik bruto (PDB) melemah, mendorong spekulasi bahwa perekonomian AS sedang melemah, yang dapat menandakan inflasi yang lebih rendah dan memberikan kepercayaan lebih kepada Federal Reserve untuk mulai memangkas suku bunga.
"Gagasan ini membuat dolar tenggelam ke posisi terendah dua bulan pada hari Senin," ucapnya.