Ilustrasi Dollar Dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Dari sisi internal, pelaku pasar mencermati data Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan neraca perdagangan pada Juli 2021 mengalami surplus sebesar 2,59 miliar dolar AS. Realisasi itu lebih tinggi dibandingkan surplus pada Juni 2021 sebesar 1,32 miliar dolar AS, tetapi masih lebih rendah dari surplus neraca dagang Juli 2020 yakni 3,26 miliar dolar AS.
Selain itu, pelaku pasar merespon positif Pidato Nota Keuangan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo mengenai APBN 2022 yang dirancang antisipatif, responsif, dan fleksibel sebagai instrumen pemulihan ekonomi dan menghadapi berbagai ketidakpastian ke depan.
“Meski ekonomi diprediksi membaik di tahun 2022, pemerintah akan terus berhati-hati terhadap risiko ketidakpastian yang masih tinggi, baik itu yang berasal dari tidak meratanya pemulihan ekonomi secara global maupun risiko ketidakpastian penanganan pandemi,” jelasnya.
Ibrahim mengatakan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.360-Rp14.390.